Dark/Light Mode

Lewat Pemetaan Bisnis Yang Transparan

BUMN Farmasi Didesak Berantas Mafia Alkes

Selasa, 28 April 2020 06:59 WIB
Pendistribusian 5.000 pcs alat pelindung diri (APD), masker bedah 10.000 pcs, dan masker N95 2.000 pcs untuk Persatuan Dokter Umum Indonesia, 14 April 2020. (Foto: BNPB)
Pendistribusian 5.000 pcs alat pelindung diri (APD), masker bedah 10.000 pcs, dan masker N95 2.000 pcs untuk Persatuan Dokter Umum Indonesia, 14 April 2020. (Foto: BNPB)

 Sebelumnya 
Komisi VI DPR menyatakan bahwa pencegahan mafia bukan hanya menjadi tugas Polri dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BUMN farmasi juga perlu ikut terlibat secara langsung dalam upaya pencegahan bandit di bidang alat kesehatan.

"Jadi saya minta agar BUMN farmasi itu ikut melakukan pencegahan dan pemberantasan mafia alat kesehatan,” tegasnya.

Berikutnya, Aria Bima menanggapi tuduhan di media sosial yang menyebut, para mafia itu berkolaborasi dengan para politisi Komisi VI DPR.

Baca juga : Permenhub Sedang Disusun, Larangan Mudik Berlaku Mulai 24 April

Menjawab hal ini, Aria Bima memastikan bahwa pihaknya sama sekali tidak terlibat. “Kami tegaskan, selama ini kami tidak pernah sama sekali ikut-ikutan mengenai masalah pengadaan alat kesehatan ini,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut ada mafia besar, baik skala global maupun lokal, yang membuat Indonesia tidak mandiri dalam industri kesehatan.

Kondisi ini pun terjadi di tengah pandemi corona. Mafia inilah yang membuat industri alkes kita mengimpor 90 persen bahan baku obat-obatan. Padahal, negara ini diyakini memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri.

Baca juga : Duh, Pelaku Usaha Kesulitan Bayar Gaji dan THR Karyawan

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, mafia punya banyak modus. Dia menjelaskan banyak pengusaha asing membawa bahan baku alat kesehatan, seperti alat pelindung diri dan masker, untuk diproduksi di Indonesia.

"Pabriknya ada di sini, tapi bahan baku dari luar semua. Indonesia hanya tukang jahitnya doang,” ucap Arya.

Tak hanya itu, alat bantu pernapasan atau ventilator, pun masih harus impor. Padahal, sebetulnya Indonesia mampu untuk membuat alat tersebut. Para pengusaha lokal menjadi sibuk berdagang, bukan memnangun kemandirian industri alat kesehatan. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.