Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Minyak Serai Wangi RI Diminati Dunia

Selasa, 5 Mei 2020 13:17 WIB
Tanaman Serai Wangi. (Foto: ist)
Tanaman Serai Wangi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tanaman serai wangi yang tumbuh subur di Indonesia banyak manfaatnya. Tanaman ini bisa diolah menjadi minyak serai wangi atau Java Citronella Oil. 

Minyak serai wangi banyak dicari untuk bahan baku industri sabun, parfum, kosmetik, antiseptik, aromaterapi, dan sebagai bahan aktif pestisida nabati.

“Saat ini Indonesia merupakan pemasok minyak serai wangi kedua setelah China. Konsumsi minyak serai wangi dunia mencapai 2.000-2.500 ton per tahun sedangkan China memasok 600-800 ton per tahun sehingga masih terbuka peluang untuk Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasar dunia tersebut,” kata Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, Selasa (5/5).

Baca juga : Hari Ini Tiba Di Jakarta, 98 WNI Dari Brunei Diminta Siap Diisolasi

Menurut Kasdi, dengan perkembangan teknologi, minyak serai wangi dapat juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bio-aditif bahan bakar minyak (BBM). Tak hanya itu, tanaman serai wangi juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi pada lahan kritis, baik untuk penghijauan pada lahan-lahan yang terkena erosi maupun reklamasi pada lahan bekas tambang dan lahan gambut.

Salah satu contoh, lanjut Kasdi, di provinsi Sumatera Barat, minyak serai wangi telah dikembangkan secara home industri berupa pembersih lantai, sabun untuk mandi dan cuci tangan bahkan minyak oles. Selain di provinsi Sumatera Barat, beberapa provinsi lainnya seperti Sumatera Selatan dan Lampung juga banyak mengembangkan home industri serai wangi ini berupa sabun cuci tangan, sabun mandi, dan minyak telon serta kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Saat ini perusahaan besar banyak menggunakan minyak serai wangi sebagai bahan baku industri rumah tangga seperti sabun atau produk lain,” ujarnya.

Baca juga : Dirawat ICU, Walkot Tanjungpinang Meninggal Dunia

Menurut dia, dengan melihat peran komoditas serai wangi dan hasil olahannya yang telah memberikan kontribusi bagi negara dan petani khususnya, tentunya juga harus didukung dengan perencanaan yang menyeluruh, terpadu dan sinergis baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Selain itu keterlibatan seluruh stakeholder yang terkait dengan system dan usaha serai wangi juga perlu dilakukan.

“Perlu juga didukung kemampuan SDM yang menguasai dan mampu menerapkan teknologi spesifik lokasi serta mampu mengorganisir diri dalam kelembagaan yang kuat atau koperasi petani, yang menekankan pada penumbuhan kemitraan antara petani produsen dengan pabrik pengolahan,” katanya.

Untuk mendukung pengembangan komoditas serai wangi khususnya dalam menghadapi fluktuatif harga, kata dia, diperlukan komitmen dan sinergi yang baik antara pihak industri dan pekebun atau kelompok tani. Karena tak dapat dipungkiri industri membutuhkan produsen bahan baku, untuk itu perlunya membangun sebuah kemitraan antara petani dengan industri.

Baca juga : Citra Kirana Sebut Suami Suka Wangi Hijab

“Jadi saat harga naik dinikmati bersama begitu juga sebaliknya industri juga berbagi resiko bersama petani disaat harga komoditas turun. Ini merupakan bagian dari kemajuan bersama dan demi kesejahteraan pekebun,” katanya.

Untuk diketahui, hampir semua daerah mengembangkannya karena mudah dibudidayakan dan tidak menuntut perlakuan khusus. Adapun sentra pengembangan serai wangi terdapat di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Jambi, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kep. Bangka Belitung, Bali, NTB dan NTT. 

Bahkan, dalam kunjunganya ke lokasi bencana di Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Februari lalu, Presiden Jokowi menyerukan, pendekatan yang harus dilakukan pada lokasi terjadinya bencana bencana banjir dan tanah longsor, bukan hanya pada pembangunan fisik saja, namun juga perlu dilakukan pendekatan vegetatif melalui penanaman bibit seperti tanaman vetiver dan serai wangi, agar ekosistem yang ada tidak terganggu. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.