Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Kebiasaan masyarakat untuk belanja tidak berubah saat pandemi. Hanya saja, metode belanjanya sedikit berubah. Masyarakat sekarang hobi belanja online.
Perencana Keuangan, Prita Ghozie mengatakan, adanya virus Corona membuat masyarakat Indonesia jadi lebih gemar belanja online. Hal ini imbas dari pembatasan sosial atau Physical Distancing yang harus dijalani oleh masyarakat untuk menghindari penyebaran corona.
Apalagi, pada beberapa daerah dan pusat perbelanjaan mulai ditutup untuk umum. Penutupan lantaran adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan di beberapa daerah, termasuk Jabodetabek.
Baca juga : Pertamina Berikan Training Online Soal Strategi Mengembangkan Usaha Saat Corona
"Sejak para istri enggak bisa belanja di mall karena tutup. Tapi panggilan paket setiap hari datang terus. Kebiasaan belanja kita tidak berubah," ujarnya dalam acara live streaming Financial season, Kamis (7/5/2020).
Selain itu, lanjut Prita, dalam membelanjakan barang juga ada sedikit perubahan. Pada awal pandemi, masyarakat cenderung membelanjakan uangnya secara berlebihan untuk keperluan yang tidak terlalu penting atau yang biasa disebut panic buying.
"Kita banyak melakukan panic buying. Berakibat rumah tangga banyak melakukan pengeluaran sampai stok begitu banyak," jelasnya.
Baca juga : KLHK Perkuat Tim Pengendalian Karhutla Saat Pandemi
Ketika itu, masyarakat membeli berbagai macam alat-alat pelindung diri seperti masker hingga hand sanitizer secara berlebihan. Padahal, seharusnya pembelian termasuk kebutuhan pokok ini harus tetap direncanakan dengan baik.
Sebab, menurutnya, dalam menghadapi pandemi segala sesuatu termasuk pembelian harus dilakukan dengan bijak.
Misalnya, masyarakat harus menimbang antara pengeluaran dan penghasilannya secara seimbang.
Baca juga : KLHK Perkuat Tim SAR Bencana Saat Pandemi
"Padahal dia lupa pemasukannya berkurang. Dia enggak sadar tapi dia sudah karung membuat pengeluaran yang tidak terpakai juga," jelasnya.
Namun menurut Prita, secara keseluruhan adanya pandemi juga merubah pola pikir masyarakat. Misalnya, biasanya masyarakat enggan memikirkan tentang pengelolaan keuangan kini berubah menjadi lebih peduli pada finansial.
"Ada hikmah positif sejak krisis ini. 83% rumah tangga akhirnya sadar harus mengelola keuangan. Tadinya, cuek sekarang jadi di syukuri banget. Ada gajian disyukuri banget dan THR. Jadi sederhana mengelola keuangan," kata Prita. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya