Dark/Light Mode

KLHK Perkuat Tim SAR Bencana Saat Pandemi

Selasa, 5 Mei 2020 23:18 WIB
Bambang Hendroyono
Bambang Hendroyono

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim SAR bencana alam dan kecelakaan hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus diperkuat di tengah pandemi.

Hal ini penting dalam upaya antisipasi dan penanggulangan bencana alam maupun kasus kecelakaan, khususnya yang terjadi di kawasan hutan di Indonesia. 

Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono mengungkapkan, KLHK memiliki tenaga SAR sebanyak 89 orang dari 61 satuan kerja, Unit Pelaksana Teknis (UPT)  dan Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). 

Tenaga SAR ini tersebar di Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) sebanyak 76 orang dari 48 satuan kerja (BKSDA dan Taman Nasional), Ditjen PDASHL sebanyak 7 orang, KPH sebanyak 4 orang dan Pusdiklat SDM LHK sebanyak 2 orang yang telah lulus mengikuti bimbingan teknis Jungle Rescue.

Baca juga : Pemerintah dan DPR Sepakat Pasar Rakyat Buka Saat Pandemi

Bimbingan SAR ini dilakukan oleh Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan Sekjen KLHK bekerja sama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), serta telah ikut berperan aktif dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dan kecelakaan di berbagai daerah.

"Bimbingan teknis menjadi satu usaha untuk menyediakan tenaga SAR yang handal dalam melakukan proses pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana alam dan kecelakaan di kawasan hutan," ujar Bambang, Selasa (5/05).

Kepala Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan KLHK, Gatot Soebiantoro menjelaskan, bahwa SAR yang telah lulus bimbingan teknis dan memiliki kompetensi di seluruh satuan kerja dan UPT lingkup KLHK akan menjadi ujung tombak dalam upaya membantu dan meminimalisasi potensi korban jiwa bencana dan kecelakaan di kawasan hutan. 

“Seluruh tenaga SAR bertanggung jawab terhadap tahapan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana dan kecelakaan dalam kawasannya selama 1 x 24 jam dan di luar kawasan sepenuhnya bekerja sama dan koordinasi di bawah kendali operasi dari tim gabungan (Basarnas, BPBD, TNI/Polri, Medis dan Relawan),” katanya. 

Baca juga : Pengalaman Jumatan di Tengah Pandemi

Menurut Gatot, semua ASN, masyarakat, dan relawan dapat direkrut menjadi tenaga SAR sesuai dengan kebutuhan organisasi. 

Proses perekrutan tetap mengacu pada materi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Bina Potensi dan Direktorat Bina Tenaga pada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). 

“Ada dua tipe bimbingan teknis atau pelatihan yang dibutuhkan oleh KLHK, yaitu Jungle Rescue dan Water Rescue. Di mana untuk kegiatan bimbingan teknis atau pelatihan Jungle Rescue telah dilaksanakan sebanyak 3  angkatan, mulai tahun 2018 hingga 2020,” imbuhnya. 

Materi bimbingan teknis meliputi Substansi Basarnas, Pengantar Pertolongan Pertama, Pemindahan dan Penilaian Korban, Bantuan Hidup Dasar dan RJP, Pendarahan, Shock dan Cidera Jaringan Lunak, Cidera Alat Gerak, Kepala, Leher dan Dada, Pengantar navigasi, Teknik Membaca dan Menggunakan Kompas, Resection dan Intersection, Teknik Pencarian di Hutan, Survival, Pengetahuan Perlengkapan Pakaian dan Makanan (PPPM), Komunikasi E-SAR, Evakuasi, Tandu Darurat dan Pembinaan Fisik. 

Baca juga : Ketua MPR Kirim Ribuan APD ke 79 Rumah Sakit di Indonesia

Gatot menambahkan, peserta bimbingan teknis ini dididik sesuai dengan standar yang sama pada pelatihan SAR Polri dan TNI. Serta pada akhir kegiatan, para peserta dilakukan uji kompetensi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kompetensi sumber daya manusia lingkup KLHK. [FIK]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.