Dark/Light Mode

KLHK Perkuat Tim Pengendalian Karhutla Saat Pandemi

Rabu, 6 Mei 2020 20:58 WIB
Karliansyah
Karliansyah

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim kerja pendampingan di daerah rawan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sudah dibentuk. 

Tim ini diisi oleh jajaran eselon I dan II, Staf Khusus Menteri, dan Tenaga Ahli Menteri LHK. Mereka akan memberikan dukungan serta pendampingan bagi tim Satgas di daerah.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dipimpin Siti Nurbaya Bakar terus memperkuat pencegahan Karhutla, khususnya di wilayah Sumatera Selatan. Puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada Juli-Agustus 2020. 
 
“Masa pendemi cukup memberi tantangan pada kerja lapangan. KLHK membutuhkan kerja sama dari semua perangkat di daerah untuk mencegah Karhutla, terutama di Sumatera Selatan,” kata Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah saat memimpin rapat virtual pencegahan Karhutla di Sumatera Selatan, Rabu (6/05).

Dalam paparannya, Karliansyah menyampaikan, berbagai upaya pencegahan karhutla melalui pemulihan ekosistem gambut, serta capaian ketaatan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) yang menjadi kewajiban perusahaan untuk menghindari karhutla. 

Baca juga : KLHK Perkuat Tim SAR Bencana Saat Pandemi

Dari hasil evaluasi pemegang izin perkebunan (HGU), pencegahan karhutla melalui pemulihan ekosistem gambut dilakukan dengan membangun beberapa infrastruktur, seperti Titik Penataan-TMAT Manual, TP-TMAT Logger, dan sekat kanal. 

Sementara di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI), pencegahan
karhutla melalui pemulihan ekosistem gambut dilakukan dengan membangun beberapa infrastruktur, seperti 376 titik penataan-TMAT Manual, TMAT otomatis 106 unit, stasiun curah hujan 7 unit, dan 321 unit sekat kanal. 

“Hasilnya tidak terjadi karhutla pada tahun 2019 pada areal gambut yang telah diintervensi pembasahan, ataupun pada areal gambut yang dipulihkan. Kita berharap ini dapat dipertahankan tahun ini,'' kata Karliansyah.

Untuk menghadapi musim kemarau di wilayah Sumatera, yang diprediksi puncaknya terjadi pada Juli-Agustus, KLHK menyiapkan peta kelembapan tanah yang dapat diakses di pkgppkl.menlhk.go.id

Baca juga : Ketua DPD Minta Masyarakat Awasi Penggunaan Anggaran Covid-19

''Data ini dapat menjadi dasar respon kebijakan untuk mitigasi kewaspadaan karhutla, serta operasi darat dan udaranya bisa lebih fokus. Kita akan melakukan TMC pada tiga Provinsi rawan, yakni Riau, Jambi dan Sumsel,'' jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan, Edwar, melaporkan berbagai kesiapan dan rencana kerja Pemintah Provinsi Sumatera Selatan dalam mengatasi Karhutla 2020. 

"Kami juga sudah menyampaikan surat dari Ibu Menteri LHK ke Pemerintah Kabupaten terkait kewaspadaan dan penanganan karhutla. Gubernur juga memberikan bantuan keuangan Rp35 miliar ke daerah-daerah rawan Karhutla,'' kata Edwar.

Saat ini, tim satgas pengendalian karhutla tetap bekerja di tingkat tapak. Sosialisi pencegahan karhutla yang dilakukan Manggala Agni bersama dengan TN,  Polri, BPBD, MPA, Swasta, dan unsur lainnya, tetap rutin dilaksanakan dengan menerapkan protokol Covid.

Baca juga : Telkom Konsisten Digitalisasi Modern City Saat Pandemi

KLHK juga mengapresiasi kesiapan Satgas di daerah, khususnya di Sumatera Selatan, yang telah menyiapkan berbagai program pendukung pencegahan karhutla berbasis tapak. [FIK]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.