Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bulan Puasa, Badan POM Awasi Peredaran Produk Pangan Olahan Kedaluarsa

Jumat, 15 Mei 2020 13:45 WIB
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito saat memaparkan intensifikasi pengawasan pangan di bulan Ramadhan secara virtual, Jumat (15/5). (Foto: Istimewa)
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito saat memaparkan intensifikasi pengawasan pangan di bulan Ramadhan secara virtual, Jumat (15/5). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski Indonesia tengah diterpa pandemi Covid-19, dimana di jadi terbatas, namun tidak menyurutkan langkah Badan POM untuk terus melindungi masyarakat dari peredaran produk pangan olahan yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) dan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) selama bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Terhitung sejak 27 April hingga 22 Mei 2020, Badan POM melalui 33 Balai Besar/Balai POM dan 40 Kantor Badan POM di kabupaten/kota di seluruh Indonesia serentak melakukan Intensifikasi Pengawasan Pangan sampai dengan Tahap Dua.

“Kegiatan intensifikasi pengawasan pangan tahun ini berfokus pada 3 (tiga) kategori yaitu pengawasan sarana distribusi, termasuk sarana ritel; pengawasan pangan olahan seperti pangan Tanpa Izin Edar (TIE)/ilegal, kedaluwarsa, dan rusak.

Serta pengawasan pangan jajanan buka puasa/takjil terhadap kemungkinan kandungan bahan berbahaya di dalamnya,” jelas Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito dalam paparannya saat konferensi pers virtual Hasil Intensifikasi Pengawasan Pangan selama Bulan Ramadhan dan Menjelang Hari Raya Idul Fitri Tahun 2020, Jumat (15/5).

Hasil pelaksanaan intensifikasi pengawasan pangan selama 2 minggu ramadhan tahun ini (27 April sampai 8 Mei 2020), menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan pangan olahan yang TMK.

Baca juga : Liburan Idul Fitri, Saudi Larang Warga Keluar Rumah

Dari 1.197 sarana distribusi pangan yang diperiksa, terdapat 38,10% sarana distribusi TMK karena menjual pangan rusak, pangan kedaluwarsa, maupun pangan TIE. Jumlah total temuan produk pangan TMK sebanyak 290.681 pieces dengan total nilai ekonomi mencapai Rp 654.300.000,-

Jika dibandingkan dengan data intensifikasi pangan tahun 2019, terjadi peningkatan jumlah temuan produk TMK, namun terjadi penurunan besaran nilai ekonomi temuan. Temuan produk TMK tahun ini didominasi oleh pangan kedaluwarsa.

Berdasarkan lokasi temuan, jenis pangan TIE banyak ditemukan di Surakarta, Banyumas, Banggai, Manokwari, dan Sorong, dengan jenis pangan berupa Bahan Tambahan Pangan (BTP), teh, roti, makanan ringan, dan sirup.

Temuan pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di Manokwari, Sorong, Mimika, Morotai, dan Aceh Tengah dengan jenis pangan minuman serbuk, minuman berkarbonasi, mentega, wafer, dan makanan ringan.

Untuk temuan pangan rusak dengan jenis pangan minuman berperisa, susu, krimer, biskuit, dan makanan ringan banyak ditemukan di Manokwari, Gorontalo, Aceh Tengah, Sorong, dan Surakarta.

Baca juga : Kemenhub Minta AP II dan KKP Lebih Sigap Terapkan Protokol Kesehatan

Hasil pengawasan pangan jajanan berbuka puasa (takjil) menunjukkan bahwa dari 6.677 sampel yang diperiksa, sebanyak 73 sampel (1,09%) Tidak Memenuhi Syarat.

Dibandingkan dengan tahun 2019, terjadi penurunan persentase TMS terhadap jumlah sampel sebesar 1,96%, yaitu dari 3,05% pada tahun 2019 menjadi 1,09% pada tahun 2020. Tindak lanjut terhadap pangan olahan kemasan yang rusak, kedaluwarsa.

Sementara itu tindak lanjut terhadap temuan pangan jajanan buka puasa (takjil) yang mengandung bahan yang disalahgunakan dalam pangan adalah berupa pembinaan dan penelusuran lebih lanjut asal produk dan bahan baku produk tersebut.

Pada kesempatan ini, selain pelaksanaan konferensi pers virtual, Badan POM juga melakukan peluncuran Buku Tips Keamanan Pangan Edisi Ramadhan + Tips Khusus Mencegah Covid-19 dan Buku Serba Covid, Cegah Covid-19 Sehat untuk Semua.

Buku-buku ini berisi tips–tips Keamanan Pangan selama bulan Ramadhan pada masa pandemi Covid-19 dan Tips Mencegah Covid-19. Dengan tips-tips ini masyarakat dapat berperan dalam mencegah penularan Covid-19 dan melindungi diri dari risiko yang timbul akibat pangan yang tidak aman dan bermutu.

Baca juga : Di Triwulan I, PDB Pertanian Mengalami Kenaikan

“Buku ini adalah persembahan Badan POM untuk masyarakat Indonesia. Silakan digunakan sebagai bahan edukasi keamanan pangan dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan sekaligus agar masyarakat mandiri dalam mencegah Covid-19,” ujar Penny K Lukito. Bersamaan dengan pemeriksaan produk pangan di pasaran,

Badan POM juga melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) keamanan pangan melalui penyebaran media informasi seperti stiker, poster, bannner baik di pasar tradisional maupun ritel modern.

Dalam masa pandemi Covid–19 ini, Badan POM turut berpartisipasi aktif dalam percepatan penanganan Covid-19, termasuk dengan melakukan KIE terkait pencegahan COVID–19, berupa edukasi kepada kepada masyarakat serta pembagian masker, hand sanitizer, dan kit tempat pencucian tangan.

“Rangkaian kegiatan intensifikasi pengawasan pangan ini masih akan terus dilakukan sampai Ramadhan berakhir.” pungkasnya. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.