Dark/Light Mode

Urusan Stok dan Harga Pangan

Mendag Masih Letoy

Kamis, 30 April 2020 04:50 WIB
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat melakukan sidak di Pasar Kramat Jati, Jakarta, kemarin. (Foto: Mohamad Qori/RM)
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat melakukan sidak di Pasar Kramat Jati, Jakarta, kemarin. (Foto: Mohamad Qori/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kelangkaan stok pangan dan harga pangan yang masih tinggi di pasaran, belum ditemukan obat penawarnya. Menteri Pedagangan (Mendag) Agus Suparmanto yang berada di garda terdepan membereskan urusan ini, terlihat masih letoy. Padahal, Presiden Jokowi sangat geram dengan kondisi ini.

Kegeraman Jokowi itu disampaikan dalam Rapat Terbatas soal pangan, Selasa lalu. Jokowi membeberkan data yang diterimanya mengenai kondisi pangan tiap provinsi. Jokowi menyebut, yang stoknya cukup hanya minyak goreng. Sementara beras, gula, bawang, cabe, mengalami defisit.

Menindaklanjuti rapat tersebut, kemarin pagi, Agus Suparmanto melakukan kunjungan kerja ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Dia mengecek harga dan pasokan pangan yang ada di pasar acuan untuk wilayah ibu kota tersebut. Usai keliling, Agus mengklaim stok sejumlah komoditas pangan utama dalam kondisi aman, harganya stabil.

Baca juga : Penurunan Harga BBM Akan Sangat Membantu Sektor UMKM

Dia pun menyebut, stabilitas harga ini membuat masyarakat lebih tenang menjalankan ibadah puasa. “Ini tentu menggembirakan masyarakat,” ucapnya. Agus menyatakan, harga sejumlah kebutuhan barang pokok seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng, masih stabil. Sedangkan untuk yang lainnya, dia mengakui harganya cukup tinggi. Seperti bawang merah yang harganya mencapai Rp 60 ribu per kilogram serta gula pasir yang dihargai Rp 18.000 per kilogram.

Agus juga menerangkan, perkembangan harga komoditas pangan secara nasional, kenaikan maupun penurunannya berkisar di rentang 0 sampai 5 persen. Bahan pokok yang harganya turun di atas 5 persen antara lain daging ayam ras, cabe merah keriting, cabe merah besar, cabe rawit merah, dan bawang putih. Sedangkan komoditas yang harganya naik di atas 5 persen dalam sepekan ini adalah bawang merah.

Pengamat pangan dari IPB, Dwi Andreas Santosa memandang, langkah yang dilakukan Mendag untuk menjamin pasokan dan harga pangan itu tidak cukup cuma sidak ke Pasar Induk Kramat Jati. Sebab, kenaikan tidak hanya terjadi di ibu kota. Kenaikan dan kelangkaan menyebar di semua provinsi.

Baca juga : Dubes Jerman Peter Schoof Puji PSBB dan Larangan Mudik

Dia menyebut, stok yang perlu diwaspadai adalah beras, gula, dan jagung. Ia memprediksi, produksi beras tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu, lantaran musim tanam mundur. Stok yang dimiliki Bulog juga menurun. Tahun 2019 stok masih 2,1 juta ton pada Mei. Saat ini tinggal 1,4 juta ton. "Jadi stok pemerintah turun dan produksi juga lebih rendah," katanya.

Selain itu, juga ada masalah distribusi. Sebab, ada beberapa daerah yang stoknya melimpah, tapi juga ada yang kekurangan. “Ini yang harus diatur Kemendag,” ucapnya.

Sedangkan permasalah stok gula dan jagung, juga mengkhawatirkan karena membutuhkan impor. Ia menilai, pemerintah terlambat mengantisipasi kekurangan stok dua komoditas ini. Padahal, saat impor jagung terlambat, harga pakan ternak berpotensi naik. Ujungnya, harga daging ayam dan telur ikut terkerek naik.

Baca juga : Mendag Permudah Impor

Karena itu, dia meminta Mendag lebih sigap. Jangan letoy. Mendag harus memperhitungkan pandemi virus corona yang menyebabkan kesulitan melakukan impor. "Sekarang impor terganggu karena pandemi. Di situasi ini Mendag harus memperhitungkan stok pangan dalam negeri. Jangan sampai salah perhitungan," pesan Dwi.

Ia pun menyarankan Agus bergerak cepat. Baik mengurus masalah distribusi, maupun impor untuk produk tertentu. Jika tidak, defisit pangan bisa berkembang menjadi krisis pangan. Dimulai dari kelangkaan bahan pangan di pasar, lalu diikuti dengan kepanikan masyarakat hingga terjadi lonjakan harga. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.