Dark/Light Mode

Kemendag Mampu Kendalikan Harga Sembako, Inflasi Selama Ramadhan dan Idul Fitri Terjaga 

Rabu, 27 Mei 2020 06:38 WIB
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat sidak ke pasar. (Foto: Humas Kemendag)
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat sidak ke pasar. (Foto: Humas Kemendag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Langkah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan kebijakan pengendalian harga seperti memotong rantai distribusi, menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk gula, memperbanyak pasokan ke pasar melalui kebijakan importasi, juga rutin menggelar operasi pasar di berbagai daerah, cukup berhasil menahan kenaikan harga selama Ramadhan dan Idul Fitri. Inflasi pun dapat terjaga. 

Ekonom sekaligus pengajar Perbanas Institute, Piter Abdullah, menjelaskan, Ramadhan dan Lebaran tahun ini memang sangat berbeda dengan biasanya, seiring dengan kebijakan pembatasan sosial skala besar dan juga himbauan tidak mudik. “Tekanan inflasi selama wabah ini memang tidak cukup besar, terutama bila dibandingkan dengan kondisi normal,” ucap Piter, Selasa (26/5).  

Menurut Piter, jika dibandingkan hari-hari biasa, memang seminggu sebelum Idul Fitri terdapat kenaikan permintaan terhadap berbagai kebutuhan sembako dibandingkan kondisi normal. Namun, jauh lebih rendah. Karena itu, dengan permintaan yang jauh lebih rendah, sementara pasokan atau supply bahan pokok atau sembako dijaga oleh pemerintah, inflasi lebih stabil. “Tidak ada lonjakan inflasi yang terlalu besar,” ucap Piter.  

Baca juga : Kemenkumham Salurkan Bansos Sembako Rp 2,1 Miliar Ke Ribuan Warga Terdampak Covid-19

Ia menjelaskan, fenomena inflasi di Indonesia biasanya dipicu masalah supply, termasuk di antaranya adalah permasalahan distribusi. Panjangnya rantai distribusi dan adanya pihak yang bermain, sering mengakibatkan kegagalan pasar dan harga mengalami kenaikan tidak wajar. Piter melihat, persoalan itu perlu terus diperbaiki dan wabah Covid-19 seharusnya bisa menjadi momentum. 

“Sekarang sudah banyak gerakan yang mempertemukan supply dan demand. Bagaimana kita bisa belanja langsung ke petani secara online. Gerakan ini bisa menjadi bagian dari new normal yang akan mengurangi kegagalan pasar. Dengan demikian, inflasi kita ke depan bisa lebih stabil,” ucap Piter. 

Dengan kebijakan pemerintah bersinergi dengan kalangan industri, beras dan gula tidak akan langka. Pasokan akan cukup, permintaan tidak mengalami lonjakan. Dengan pemanfaatan jaringan online, rantai distribusi relatif terpangkas dan mendorong harga lebih rendah. “Semua faktor terkait supply dan demand barang-barang pangan terutama menjelang Ramadhan dan Lebaran ini saya kira sangat dipahami oleh pemerintah,” tegasnya. 

Baca juga : Kadin dan KKP Serahkan 2.000 Paket Sembako untuk Nelayan Muara Baru

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memastikan, pemerintah terus menjaga pasokan, sekaligus menstabilkan harga bahan pokok. Misal, untuk memenuhi stok bawang, diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Melalui beleid ini, izin impor komoditas bawang putih dan bawang bombai dipermudah.

Kemendag juga bekerja sama dengan Satgas Pangan dan dinas-dinas terkait di seluruh kota Indonesia untuk memastikan pasokan maupun stabilisasi harga. Melalui pemantauan pasar yang rutin dilaksanakan Kemendag, diharapkan harga bapok akan terus terkendali khususnya di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Pada sidak Minggu (24/5) ke Pasar Senen, Jakarta Pusat, Agus memantau harga dan berbincang dengan sejumlah pedagang yang bersyukur harga gula tidak melonjak dan sesuai dengan HET yakni Rp 12.500 per kilogram. Seperti diakui Maryati, pedagang sula di Pasar Senen. "Gula sekarang 12 setengah (Rp 12.500 per kilogram), Pak," ungkap Maryati, ketika ditanya Mendag soal harga gula.  Meski ada penurunan pembelian, ia bersyukur dari sisi pasokan juga tidak ada kendala.  

Baca juga : 30 Kelurahan Di Kota Bekasi Boleh Gelar Shalat Idul Fitri

Mendengar keluhan pedagang, Agus Suparmanto menenangkan mereka. Dirinya berharap agar virus corona yang mewabah di nusantara dapat segera berakhir. Sehingga ekonomi kembali pulih, termasuk meningkatnya kembali daya beli masyarakat. "Mudah-mudahan ya, doa semuanya habis ini (wabah virus corona), pandeminya habis. Tahun ini kita harus gotong royong. Kalau ada kesulitan supply, beritahu kami," tambah Agus.

Agus mengungkapkan, sidak yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan pokok, seperti gula dan bawang jelang Lebaran. Sebab diketahui, harga kedua komoditas tersebut kerap kali mengalami kenaikan jelang hari besar keagamaan, seperti Lebaran. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.