Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Imbas Pandemi

Pertumbuhan Ekonomi Diramal Tak Seburuk 98

Minggu, 7 Juni 2020 09:01 WIB
Tabel pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi (Grafis: Istimewa)
Tabel pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi (Grafis: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi kuartal ll terancam makin nyungsep. Bahkan, berpotensi mengalami krisis ekonomi jika dampak pandemi tak segera diatasi. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Sugiyono Madelan Ibrahim mengatakan, pertumbuhan di kuartal ll akan cenderung semakin memburuk. Indef meramalkan minus hingga 2 persen. Perkiraan Indef ini didasarkan atas indeks keyakinan konsumen April 2020 yang mengalami penurunan. 

“Paling ekstrim minus 3 persen, tapi saya tidak yakin dengan itu mungkin antara minus 1-2 persen di bawah 0. Saya kira itu tidak seburuk krisis ekonomi tahun 1998 yang mencapai minus 13 persen,” katanya. 

Keadaan bisa semakin buruk karena hingga kini belum diketahui kapan pandemi corona akan berakhir. Bahkan, masih ada risiko ledakan jumlah pasien positif virus corona jika penanganan pemerintah tak serius. 

Baca juga : PLN Kalbar Dorong Pertumbuhan Dunia Usaha

Menurutnya, percepatan pemulihan ekonomi dengan pelonggaran juga dinilai tidak akan membawa pengaruh positif bagi pertumbuhan konsumsi. Perlambatan tersebut, terjadi karena telah berubahnya kondisi perekonomian masyarakat saat pandemi Covid-19, khususnya kelas menengah. Karena, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah mengganggu pola produksi dan distribusi pelaku usaha, baik mikro, kecil, menengah, dan besar. Akibatnya, pendapatan sebagian besar pekerja dan pelaku bisnis berkurang. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang dirumahkan atau di-PHK karena perusahaan merugi. 

“Meskipun banyak mall nanti dibuka, demand belum tentu tercipta. Masyarakat pasti berpikir ulang sebelum membeli barang atau komoditas hiburan,” jelasnya. 

Belum lagi soal ancaman gelombang kedua pandemi Covid-19 yang masih mengintai perekonomian global, terlihat dari munculnya kasuskasus baru di China dan Korea Selatan. Artinya, investasi juga tak bisa diandalkan untuk mendongkrak ekonomi nasional. 

Baca juga : Mendes Bakal Kasih Sanksi Desa Yang Tak Salurkan BLT

Ekonom senior CORE Indonesia, Pieter Abdullah menegaskan, kunci untuk menghindari terjadinya krisis atau depresi adalah program pemulihan ekonomi yang di dalamnya yakni program bantuan kepada masyarakat terdampak. Terutama kepada dunia usaha baik melalui pelonggaran pajak, restrukturisasi kredit, subsidi bunga, dan sebagainya. 

Program tersebut, memang tidak secara langsung mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke level normal. Namun tujuan utamanya adalah meningkatkan daya tahan masyarakat dan dunia usaha, supply dan demand perekonomian. 

“Tidak ada jaminan efektif dan tidak juga dipersiapkan akan efektif atau tidak. Yang pasti kalau tidak dilakukan perekonomian akan mati dan banyak masyarakat yang akan jadi korban,” tegasnya. 

Baca juga : Pertamina Gelar Pelatihan Online Digital Marketing

Pieter juga memprediksi, dengan adanya programprogram pemerintah dengan mengeluarkan banyak bantuan kepada perekonomian, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan tetap terpuruk di kisaran 0-2 persen. “Tapi ini bukan ukuran program pemulihan ekonomi tidak efektif. Tujuan program pemulihan ekonomi nasional memang bukan jangka pendek mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini melainkan menahan perlambatan dan menyiapkan perekonomian agar bisa kembali. Maka ukurannya adalah pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dan seterusnya,” ujarnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.