Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indef Menilai Isu Impor Beras Tidak Tepat

Selasa, 9 Juni 2020 17:02 WIB
Sawah siap panen
Sawah siap panen

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, sampai saat ini cadangan beras nasional masih dalam posisi aman. Kebutuhan beras, kata Tauhid, tidak perlu dikhawatirkan mengingat pemerintah dan petani terus melakukan produksi meski sedang menghadapi wabah pandemi.

“Saya lihat memang sekarang (Isu impor) sangat tidak tepat, karena dikhawatirkan akan menurunkan harga di tingkat petani," ujar Tauhid saat dihubungi, Selasa (9/6).

Lagi pula, menurut dia, impor dan ekspor adalah hal yang biasa dan lumrah dilakukan setiap negara. Apalagi, kebijakan impor dilakukan dalam waktu yang tepat, di mana ketika sebuah negara memiliki kekurangan kemampuan produksi.

“Impor tidak dilarang, tapi harus dilakukan pada saat dan momentum yang tepat. Kemudian harus sesuai juga dengan kebutuhan yang ada, termasuk melihat produksi dalam negeri," katanya.

Baca juga : China Klaim Kasus Pelarungan ABK WNI Terus Ditindaklanjuti

Meski demikian, Tauhid percaya bahwa kemampuan petani Indonesia sangat luar biasa. Indonesia bahkan bisa mendulang panen dengan angka di atas rata-rata jika pengelolaan pertanian dikerjakan dengan baik dan benar. “Tetap optimalkan produksi dalam negeri," katanya.

Sementara, akademisi pertanian dari Universitas Brawijaya, Sujarwo menilai, kewenangan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengelola sektor produksi memiliki risiko tinggi. Terlebih ketika tidak diberi kewenangan di area pasar.

“Maksud saya adalah, ketika Kementan berhasil dalam produksi, namun di sisi lain Kementerian Perdagangan malah memberikan izin impor, maka ini akan menghancurkan harga pasar produk pertanian. Menurut saya ini harus dihindari," katanya.

Menurut Sujarwo, hitungan Kementan dalam mengelola pertanian sudah sangat tepat, mengingat Kementerian yang dipimpin SyahruI Yasin Limpo itu sudah memiliki ruang data yang dapat mengakurasi semua produksi.

Baca juga : Hari Ini, Pelni Mulai Jual Tiket Penumpang Lagi

“Saya kira data pertanian baik areal tanam, areal panen, dan real produksi serta ekspektasi produksi bulanan lewat website maupun media elektronik, termasuk membuktikan adanya aliran data dari bottom-up lewat frame yang telah dibuat kementerian (design system should be TOP DOWN) sudah sangat bagus," katanya.

Dengan kecanggihan sistem data dan informasi yang dimiliki Kementan, ujar Sujarwo, isu impor yang muncul belakangan ini akan terpatahkan dengan sendirinya.

“Saya yakin sistem dan data di Kementan akan berbicara sendiri untuk mereka yang meragukan ketersediaan pangan nasional. Saya berharap Kementan tidak perlu gusar. Santai saja dan tanggapi ini (isu impor) dengan baik," tutupnya.

Sebagai informasi, stok beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) di Bulog yang direkomendasi dari Rakortas adalah 1 - 1,5 juta ton. Saat ini CBP di Bulog 1,485 juta ton dan akan terus bertambah seiring panen raya yang masih berlangsung di sejumlah daerah.

Baca juga : Cara Merawat Motor Yang Tak Dipakai

Secara rinci, stok beras di masyarakat berada di Bulog, penggilingan, pedagang, Horeka dan rumah tangga. Data terbaru stok beras minggu ke 1 Juni 2020 adalah, Bulog 1, 485 juta ton, penggilingan 1,363 juta ton, pedagang 0,730 jt ton dan stok cukup besar ada di Horeka dan rumah tangga. Sementara itu, data pengadaan beras Bulog per tanggal 8 Juni 2020 juga masih terus berlangsung. Setidaknya ada 21.667 ton beras telah terserap.[KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.