Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Digitalisasi menjadi kebutuhan wajib memasuki era new normal di tengah pandemi Covid-19. Minimnya interaksi antarmanusia dalam menghindari penyebaran virus, menjadi peluang bisnis untuk terus bertahan.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto menegaskan, digitalisasi dalam pengembangan UMKM telah dilakukan oleh perseroan melalui aplikasi digital dengan basis big data.
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-74, BNI semakin memantapkan langkah transformasi menjadi perbankan digital, termasuk diantaranya adalah dalam layanan bagi para pelaku UMKM yang disajikan dalam Program Klaster.
Kisah sukses Program Klaster BNI ini dicatat dalam buku bertajuk 'Inovasi Pengembangan UMKM melalui Klaster Binaan Unggulan'.
Langkah nyata yang BNI lakukan dalam digitalisasi layanan bagi UMKM dilakukan dalam bentuk pengembangan teknologi informasi pendukung diantaranya digital loan processing.
Baca juga : Hadapi Bisnis Di Era New Normal, Bank Butuh Penguatan Modal
"Pengembangan aplikasi digital loan untuk memproses kredit secara masif. BNI sangat siap dan optimis menyambut era kemajuan teknologi dengan melakukan tranformasi transaksi perbankan dan penyaluran kredit, dari yang berbasis konvensional menjadi berbasis teknologi digital," terang Ryan dalam Urbancity.id Webinar bertajuk Koperasi dan UMKM Go Digital Di Era New Normal di Jakarta, Jumat (10/7).
Dalam mensukseskan digitalisasi pengembangan UMKM, BNI juga menggandeng start-up untuk penyaluran kredit dan pembentukan ekosistem finansial berbasis digital, terutama untuk klaster UMKM pada sektor produksi. Kerja sama yang dilakukan BNI dalam mengembangkan UMKM antara lain dengan PT ARUNA.
"Kerja sama ini berjalan dalam bidang perikanan yaitu digunakan untuk membangun ekosistem finasial konsep Rumah Nelayan Indonesia," katanya.
Di sektor pertanian, BNI berkolaborasi dengan PT Agri Tekno Karya pemilik Aplikasi HARA. Kerja sama ini memungkinkan dilakukannya digitalisasi ekosistem bisnis petani dan pengembangan konsep Rumah Tani Indonesia.
Digitalisasi di sektor perikanan dan pertanian tersebut dilakukan karena BNI melihat kebutuhan akan wadah atau ekosistem berbasis digital yang dapat membantu nelayan atau masyarakat pesisir maupun petani sangat tinggi.
Baca juga : Pemulihan Ekonomi Nasional, BNI Siap Gelontorkan Kredit Pada UMKM
"Kelompok masyarakat ini merupakan segmen yang minim akses perbankan, sehingga memerlukan pendampingan agar mampu meningkatkan produktifitas dan taraf hidupnya," ujar Ryan.
Konsep Rumah Nelayan dan Rumah Tani Indonesia adalah untuk mengembangkan value chain ecosystem base yang berfungsi sebagai penyedia data digital nelayan/petani dan pusat transaksi untuk memenuhi semua kebutuhan Nelayan/Petani.
Menurut Ryan, databased ini sangat diperlukan dalam upaya mengakses permodalan dari bank yang mudah dan murah, penyediaan alat tangkap, pengembangan fungsi offtaker, maupun pemasaran. Databased yang sama juga dibutuhkan untuk menajamkan pembinaan pada klaster nelayan atau petani.
"Berbagai kemudahan ini akan turut membantu pemerintah dalam pengelolaan data nelayan dan petani dimasa mendatang," tuturnya.
Pengembangan Digitalisasi yang dilakukan BNI ini juga mendukung pengembangan UMKM melalui program klaster berbasis tekonologi digital.
Baca juga : Di Era The New Normal, Yuk Ajarkan Anak Protokol Kesehatan
Hal ini mulai membantu dalam percepatan penyaluran kredit ke nelayan dan petani, terutama dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Terlihat pada portofolio penyaluran KUR BNI dengan skema klaster pada tahun 2019 yang telah mencapai Rp 5,9 triliun yang menyentuh lebih dari 94 ribu pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Menurut Ryan, untuk UMKM yang berada di wilayah remote dengan keterbasatan infrastruktur teknologi informasi, tidak perlu khawatir. Sebab, problem itu sudah masuk agenda pemerintah, dalam Program Digitalisasi Ekonomi.
"Sekarang, program tersebut memang sedikit tertahan akibat pandemi Covid-19 yang masih tinggi, tapi saat sudah mereda pasti akan kembali dipacu," imbuhnya.
Namun, semua pihak harus hati-hati karena kita menghadapi turbulensi ekonomi ini terbilang marathon (jangka panjang) hingga obat penawar Covid-19 ditemukan. Sektor UMKM harus menjaga ketahanan modal agar tidak tergerus. "Sebab, a crisis like no other, a uncertain recovery," warning-nya. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya