Dark/Light Mode

Bantu Masyarakat Tetap Kreatif di New Normal, Perpusnas Kuatkan Literasi Digital

Kamis, 18 Juni 2020 07:01 WIB
Kepala Perpusnas M Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas M Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di era new normal, masyarakat harus tetap kreatif dan produktif. Literasi menjadi jawaban agar seseorang mampu membaca situasi dengan baik, mengeksplorasi pengetahuan lebih jauh, dan bisa mentransformasikan menjadi pengetahuan dan produk/jasa untuk meningkatkan kualitas hidup. 

Hal ini menjadi inti webinar bertajuk "Bangkit dari Pandemi dengan Literasi" yang digelar Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (17/6). Acara diikuti 1.000 peserta terdiri dari perwakilan kementerian/lembaga, Pemda (Bappeda dan Dinas Perpustakaan), akademisi, pegiat literasi, dan masyarakat umum.

Kepala Perpusnas M Syarif Bando mengatakan, perpustakaan menjadi solusi meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa yang memiliki dampak hasil akhir yang signifikansi bagi penggunanya. Hal ini menjadi peningkatan infrastruktur akses informasi dan pengetahuan, penguatan sumber pengetahuan dan nilai informasi serta penguatan konteks informasi bagi individu.

"Ada 4 tingkatan literasi, yakni kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bacaan; mampu memahami apa yang tersirat dari yang tersurat; mengemukakan ide atau gagasan baru teori baru, kreativitas, dan inovasi baru; serta akhirnya menciptakan barang atau jasa yang bermutu bagi kehidupan," kata Bando.  

Baca juga : Dukung The New Normal, Melly Goeslaw Ingatkan Untuk Jaga Diri

Dengan demikian, lanjut Syarif Bando, menghasilkan keadilan informasi dan pengetahuan bagi setiap orang serta penguatan literasi bagi setiap orang sehingga tercipta inovasi disertai kreativitas. Hasilnya, terjadi peningkatan kapabilitas individu dan kesejahteraan masyarakat. 

Syarif menerangkan, di era new normal ini, perpustakaan beradaptasi menyesuaikan layanannya, melakukan inovasi layanan, membantu masyarakat untuk beradapatasi. Banyak perpustakaan tetap mengadakan kegiatan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Ini kesempatan bagi perpustakaan untuk berkontribusi kepada masyarakat di masa pandemi ini.

Selain itu juga terjadi transformasi pada layanan perpustakaan, koleksi perpustakaan, dan ruang perpustakaan dengan menerapkan protokol kesehatan, kebersihan lingkungan, sarana dan prasarana layanan. Lalu responsif dalam menghadapi perubahan demografi, kebutuhan dan minat pemustaka dengan tetap menjaga jarak aman. Jadi literasi untuk kesejahteraan menegaskan setiap orang berhak atas penghidupan yang layak agar mereka bisa tersenyum kembali. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menegaskan, perlunya memperkuat budaya literasi masyarakat sebagai salah satu upaya agar mampu bangkit dari keterpurukan. Hal ini penting karena literasi sebagai bentuk cognitive skills memiliki peran besar dalam upaya pemulihan sosial-ekonomi masyarakat setelah Covid-19. 

Baca juga : Masyarakat Kecewa, Bus Gratis Kok Cuma Disiapkan Di Stasiun Bogor

“Masyarakat dengan kemampuan literasi lebih baik cenderung akan lebih siap menghadapi dampak buruk pandemi. Ini karena mempengaruhi sikap seseorang dalam menentukan respons terhadap suatu persoalan. Kepanikan masyarakat timbul sebagai reaksi spontan yang sering dipicu oleh informasi tidak benar yang beredar luas. Masyarakat dengan tingkat literasi tinggi akan selalu melakukan konfirmasi atas kebenaran informasi yang diperoleh,” jelas Monoarfa dalam pidatonya.

Pemulihan sosial ekonomi masyarakat dampak pandemi akan lebih cepat dengan adanya pusat-pusat layanan literasi sampai ke tingkat desa. Perpustakaan desa atau taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pusat informasi dan pengetahuan, sekaligus sebagai pusat pemberdayaan masyarakat berbasis literasi untuk menggerakkan masyarakat bangkit dari keterpurukan. "Upaya penguatan literasi terus dilakukan pemerintah, antara lain kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk meningkatkan partisipasi dan pelibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan pemberdayaan berbasis literasi," kata Kepala Bappenas.

Lalu, kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan umum provinsi dan kabupaten/kota. Selanjutnya, mendorong pemanfaatan dana desa untuk pengembangan perpustakaan desa dan taman bacaan masyarakat sebagai pusat pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat. Terakhir, perluasan kegiatan pembudayaan gemar membaca di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar dengan melibatkan para pegiat literasi di daerah. 

Mantan Dirut TVRI Helmy Yahya menyatakan, era kenormalan baru menjadikan dunia begitu cepat menjadi serba digital. Platform media pun ikut berubah. Seluruh negara di dunia memaksa manusia harus melek digital karena aturan atau protokol keseharian semuanya bersentuhan dengan teknologi. Manusia beralih dari dunia offline menuju online

Baca juga : Hadapi New Normal, CIMB Niaga Sesuaikan Jam Operasional Kacab

Para pegiat literasi, menurut Helmi Yahya, harus merubah mindset. Informasi kini tidak saja disampaikan melalui buku (printing media) tetapi sekarang sangat digital. Semakin praktis karena bisa diperoleh dengan murah, sepanjang tersedia wi-fi atau jaringan internet. Bisa didapatkan anytime anywhere, asalkan terkoneksi. 

 “Jadi, saat ini masyarakat Indonesia sudah shifting (bergeser) dari budaya membaca ke budaya melihat. Kalau kita menggunakan medsos, seperti Twitter, Facebook, Instagram, saya ingin memberitahu bahwa gambar yang bergerak atau video akan lebih tinggi responsnya daripada still foto. Dan foto itu jauh lebih akan direspons daripada hanya sekadar teks,” pesan Helmi. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.