Dark/Light Mode

Keren, Jamu Indonesia Tembus Pasar Arab Saudi

Senin, 10 Agustus 2020 20:32 WIB
Pelepasan ekspor produk jamu Sido Muncul ke Arab Saudi. (Foto: Sido Muncul)
Pelepasan ekspor produk jamu Sido Muncul ke Arab Saudi. (Foto: Sido Muncul)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada kabar gembira dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Produk jamu perseroan tembus pasar Arab Saudi.

Pelepasan kontainer pertama, sekaligus ekspor perdana PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul ke Arab Saudi berlangsung secara virtual, Senin (10/8).

Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, menyambut gembira ekspor perdana Sido Muncul untuk produk rempah-rempah. Keberhasilan ini tentunya menumbuhkan optimisme bahwa produk makanan dan minuman (mamin), khususnya rempah-rempah dapat terus mendorong kinerja ekspor nasional.

“Selalu ada peluang di tengah kesulitan. Salah satunya, peluang ekspor produk rempah-rempah Indonesia. Peluang inilah yang harus terus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dan peluang ini juga yang dapat meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia di masa pandemi Covid-19,” ujar Mendag.

Baca juga : Menkeu: Indonesia Belum Resesi

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Kasan dalam sambutannya mengungkapkan, produk jamu Indonesia terus berkembang dan semakin diakui dunia internasional. Kemendag optimistis keberhasilan ini dapat menjadi pendorong industri biofarmaka dan mamin untuk terus melakukan penetrasi ke pasar global di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Kasan, ekspor perdana ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama sama antara Sido Muncul dengan mitranya yaitu Mizanain dari Arab Saudi. Kesepakatan tersebut dicapai pada perhelatan Trade Expo Indonesia pada Oktober 2019 lalu.

“Kami bangga dengan pencapaian hari ini. Kementerian Perdagangan turut memfasilitasi kegiatan ekspor ini. Mulai dari penandatanganan kerja sama yang dilaksanakan di Trade Expo Indonesia 2019 hingga pelepasan kontainer perdana hari ini,” ujar Kasan.

Kasan juga sangat mengapresiasi ekspor hari ini, mengingat Arab Saudi telah menerapkan kebijakan peningkatan tarif bea masuk terhadap 500 jenis produk untuk meningkatkan penerimaan negara sebagai respons terhadap pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut dinilai dapat memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap perdagangan Indonesia ke Arab Saudi. Yang tidak terkena dampak langsung di antaranya adalah sektor produk biofarmaka dan mamin.

Baca juga : Update Corona, Kasus Baru Dan Kasus Sembuh, Terbanyak Ada Di Jatim

Menurut Kasan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek perdagangan, baik dari sisi pasokan maupun permintaan. Untuk itu, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri guna mendorong kinerja ekspor agar terus meningkat.

Sejumlah langkah yang dilakukan Kemendag yaitu dengan penyederhanaan/pengurangan larangan dan pembatasan serta percepatan proses ekspor, melalui National Logistics Ecosystem serta melakukan penyerhanaan dan percepatan pelayanan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan stamp. 

Kemendag juga mengusulkan agar Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dapat memberikan stimulus, berupa trade financing bagi eksportir terdampak Covid-19 dan mengalami kesulitan keuangan, serta melaksanakan program-program kerja untuk mendorong peningkatan ekspor nonmigas nasional.

Berdasarkan data BPS yang diolah Kementerian Perdagangan, pada semester pertama 2020, ekspor produk biofarmaka Indonesia mencapai 4,2 juta dollar AS atau naik 32,8 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 yang sebesar 3,17 juta dollar AS. Pertumbuhan cukup signifikan ini merupakan hal yang menggembirakan di tengah penurunan daya beli masyarakat dunia.

Baca juga : Sharp Indonesia Kembali Donasikan Bantuan Hingga Satu miliar

Sementara itu,Januari-Juni 2020 ekspor Indonesia mencapai 76,4 miliar dollar AS, sedangkan impor tercatat sebesar 70,9 miliar dollar AS. Pada Juni 2020, kinerja ekspor nonmigas Indonesia mulai bergerak positif dengan kenaikan 15,73 persen dibanding bulan sebelumnya. 

Di sisi lain, impor bahan baku pada periode tersebut juga naik sebesar 24,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan aktivitas industri Indonesia mulai menggeliat. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.