Dark/Light Mode

Efek Pembatasan Penumpang

Banyak Maskapai Terancam Bangkrut

Rabu, 12 Agustus 2020 08:00 WIB
Ilustrasi : Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau Bandara Internasional Soekarno Hatta. (Dok. Angkasa Pura II)
Ilustrasi : Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau Bandara Internasional Soekarno Hatta. (Dok. Angkasa Pura II)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak maskapai di dalam negeri terancam gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Pemicunya, pembatasan pergerakan penumpang serta kekhawatiran tertular corona saat menggunakan transportasi udara.

Hal itu dipaparkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat webinar yang bertajuk Adaptasi Kebiassan Baru Bertransportasi Menuju Indonesia Maju di Jakarta, kemarin.

“Saat ini omzet mereka turun antara 30 persen hingga 50 persen. Ini terancam bangkrut,” ungkap BKS, sapaan Budi Karya Sumadi.

Dia melihat, penerbangan nasional masih tampak moderat pada triwulan I. Kemudian, masuk triwulan II terlihat amat berat. Diharapkannya, pada triwulan III bisa membaik sehingga maskapai bisa bangkit.

Baca juga : BKS: Covid-19 Bikin Maskapai Terancam Bangkrut

Menurutnya, ancaman kebangkrutan maskapai ini bukan hanya di dalam negeri, tapi juga terjadi di sejumlah negara. Misalnya, Virgin Australia dan Thai Airways yang meminta dana talangan kepada pemerintah agar bisa bertahan.

Keterpurukan bisnis maskapai, lanjut Budi, berdampak pada sektor-sektor lain. Salah satunya arus logistik ikut terganggu.

“Terganggunya sistem transportasi membuat shock sektor logistik. Sektor ini basisnya transportasi, dengan pemberhentian operasional sebagian besar perusahaan penerbangan biaya kargo pun meroket tinggi sehingga mengakibatkan ganggu sektor logistik,” imbuhnya.

Selain logistik, BKS menyebut sektor wisata juga terganggu. “Namun kita bersyukur 31 Juli, Bali sudah buka diri untuk turis dalam negeri. Saya mohon bapak ibu promosikan kalau libur ke Bali saja. Saya kemarin sudah ke sana, sangat indah, masih sepi, masih top semua. Kita akan laksanakan kampanye 11 September untuk internasional,” urainya.

Baca juga : Bertahan di Tengah Pandemi, Restoran Kampung Bangka Luncurkan Makanan Beku BangFrozen

Menurut BKS, Indonesia bukan satu-satunya negara yang sangat terdampak perekonomiannya. Negara maju pun seperti Amerika Serikat juga menghadapi masalah yang sama.

“Kita tidak bisa menyerah maka harus move on dengan kegiatan terukur untuk dorong transportasi yang menjunjung protokol kesehatan,” kata dia.

BKS menyampaikan, untuk mencegah penyebaran virus corona, penyesuaian baru sudah banyak dilakukan. Di antaranya pembelian tiket secara daring dan penerapan protokol kesehatan.

Sebelumnya, pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti menyatakan pihaknya terancam bangkrut.

Baca juga : Jokowi Masih Dipercaya Rakyat

“Kami masih bertahan dengan menutup banyak cabang, merumahkan karyawan. Kalau (situasi) tidak kembali normal ya harus shutdown total, give up (menyerah). Jika sesuai dengan undang-undang kepailitan harus pailit, ya pailit,” kata Susi. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.