Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dolar Menguat, Rupiah Terancam

Rabu, 14 Oktober 2020 09:38 WIB
Dolar Menguat, Rupiah Terancam

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini, berada di posisi Rp 14.710 per dolar AS. Menguat 0,1 persen dibanding perdagangan Selasa (13/10) sore, yang melemah di level Rp 14.725 per dolar AS.

Sementara mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,08 persen, peso Filipina turun 0,29 persen, rupee India turun 0,10 persen, yuan China melemah 0,01 persen, ringgit Malaysia juga loyo sebesar 0,13 persen dan bath Thailand melemah 0,04 persen.

Indeks dolar AS pun mengalami kenaikan sebesar 0,528 persen terhadap sekeranjang mata uang lainnya.

Baca juga : Mengasuh Anak Penuh Tantangan

Kenaikan ini menempatkan mata uang Paman Sam berada di jalur untuk persentase kenaikan harian terbesar, dalam tiga minggu.

Melemahnya euro dan yuan terhadap dolar, mampu melejitkan nilai mata uang Garuda terhadap kedua mata uang tersebut. Rupiah menguat terhadap euro sebesar 0,48 persen di posisi Rp 17.301. Terhadap yuan, naik 0,41 persen di posisi Rp 2.187. Sedangkan terhadap dolar Australia, meningkat 0,41 persen di posisi Rp 10.555.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo di level 4 persen kemarin, belum mampu menyelamatkan nilai tukar rupiah di sesi penutupan perdagangan kemarin. 

Baca juga : Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Bergerak Terbatas

Selain itu, berbagai aksi demo tolak UU Cipta Kerja belakangan ini, juga turut memberikan dampak hingga hari ini.

Namun, banyak investor yang meyakini, UU tersebut mampu membawa berkah bagi perkembangan ekonomi di masa mendatang.

Sentimen negatif dari luar negeri, datang dari Bank Sentral China (PBoC), yang baru saja memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) untuk transaksi forward di pasar valas menjadi 0 persen. Dampaknya, likuiditas yuan China banjir, sehingga tertekan terhadap dolar AS.

Baca juga : Banjir di Garut, 7 Rumah Rusak Berat

“Tertekannya yuan,  turut menyeret rupiah dan mata uang di Asia sepanjang hari ini,” tuturnya.

Ia memprediksi, pergerakan rupiah hari ini masih akan fluktuatif. Namun, ditutup melemah terbatas 5-30 poin di level Rp 14.700-14.750 per dolar AS. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.