Dark/Light Mode

Seruan Boikot Produk Prancis Bikin Pedagang dan Konsumen Menjerit

Senin, 2 November 2020 09:43 WIB
Seruan Boikot Produk Prancis Bikin Pedagang dan Konsumen Menjerit

 Sebelumnya 
Kasno menduga, sulitnya mendapatkan kedua produk ini lantaran "dimainkan" pedagang besar. Isu boikot membuat barang langka, yang berujung pada permainan harga.

"Biasanya kalau ada ribut-ribut, nanti pedagang gede bisa mainin harga karena produk lagi susah didapat," jelas Kasno.

Isu tentang boikot produk Prancis pun dinilainya hanya bikin pedagang bingung dan resah. "Itu produk Aqua, SGM semua kan buatan Indonesia dan bertahun-tahun nggak ada masalah karena memang produknya sudah lama beredar. Sekarang udah lagi pandemi, malah banyak isu yang aneh-aneh, bikin saya bingung," keluhnya.

Baca juga : Mahathir Bikin Geger

Selain produk air mineral dan susu, produk kecantikan Garnier juga jadi sasaran boikot.

Kasno repot, karena pelanggan tak mau beralih ke produk lain. Bukan cuma karena sudah cocok, tapi juga karena merk lain tak menyediakan kemasan sachet seperti produk tersebut.

Selain pedagang, beberapa ibu juga menyuarakan keresahan mereka. Soalnya, anak-anak mereka biasa menggunakan produk yang kini jadi sasaran boikot. Selain susu SGM, yang juga dikeluhkan adalah makanan bayi Bebelac.

Baca juga : Ayo, Siapa Mau Ikut Ulama

"Selama ini saya kasih anak saya Bebelac karena itu yang paling cocok," ungkap Ningsih, seorang ibu yang tinggal di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

"Nanti boikat-boikot itu biasanya pedagang sembunyikan produk, terus produk jadi langka dan harganya naik. Gimana saya mau mengatur biaya hidup keluarga?" keluhnya.

Kekhawatiran Ningsih juga dirasakan Alda, ibu dua anak yang tinggal di Pasar Minggu. "Kenapa ya, urusan politik yang katanya terjadi di Perancis sampai berdampak pada susu anak saya? Kan semua produk susu anak di Indonesia udah dapat izin BPOM, halal pula. Kenapa harus dibawa-bawa urusan politik?" keluhnya.

Baca juga : Syarief Kecam Presiden Prancis Biarkan Penistaan Nabi

Situasi ini memperparah dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 8 bulan. "Hidup sudah sulit karena pandemi apa harus dibuat susah lagi dengan susu langka dan harga mahal?" curhat Ningsih.

Mungkin karena itulah, beberapa masyarakat tak mau ikut-ikutan memboikot produk Prancis. Warga Jakarta, Marwan Yaumal Akbar tak mau melakukannya karena dianggap tidak memberi efek apapun dan justru merugikan pedagang lokal.

"Memang bakal efek ke negara Prancis? Itu kan barang retail," kata Marwan. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.