Dark/Light Mode

Masuk Industri 4.0, Perusahaan Tak Butuh Ijazah

Kampus Bekali Mahasiswa Kuasai Teknologi Digital

Kamis, 14 Maret 2019 19:47 WIB
Masuk Industri 4.0, Perusahaan Tak Butuh Ijazah Kampus Bekali Mahasiswa Kuasai Teknologi Digital

 Sebelumnya 
Dia menegaskan, di era industri 4.0 banyak perusahaan yang tidak menjadikan ijazah sebagai syarat utama bekerja. Mereka membutuhkan bukti keterampilan yang dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi. Kemenristekdikti telah menyiapkan sertifikat khusus bagi alumni perguruan tinggi yang telah lulus menjalankan berbagai program pengajaran terbaru. Menurutnya, perusahaan besar seperti Google, Apple, dan IDM tidak lagi mengutamakan ijazah.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, di perguruan tinggi yang lebih ditekankan pada pengetahuan atau gelar sarjana. Maka, yang harus dikejar untuk menjawab kebutuhan tersebut adalah membuat sekolah talenta digital. “Kemenkominfo membuat akademi digital talent . Pesertanya lulusan SMK, D3, atau S1. Yang penting usianya tidak lebih dari 29 tahun. Tahun ini disiapkan 20.000 peserta. Memang terhitung masih sedikit jika dibandingkan kebutuhan yang mencapai 600.000 digital talent,” jelas Rudiantara.

Baca juga : Koperasi Dituntut Terapkan Teknologi Digital Demi Milenial

Minim Fasilitas

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indra Krishnamurti menilai, mengoptimalkan pendidikan vokasi membutuhkan kerja sama banyak pihak, seperti pemerintah daerah dan juga industri. Sinergi keduanya diharapkan bisa membuat kurikulum dan pengajaran yang diterapkan tepat sasaran karena sesuai dengan kebutuhan industri. Menuruntnya, pengembangan pendidikan vokasi juga masih menemui banyak hambatan.

Baca juga : Bank Mandiri Kalahkan Mastercard Dan Ferrari

Di antaranya, kurangnya fasilitas penunjang, tempat praktek dan juga laboratorium. “Kurangnya fasilitas ini menyebabkan para siswa yang menempuh pendidikan vokasi, tidak memiliki cukup sarana untuk mengembangkan keahliannya dan sulit mengikuti perkembangan industri,” ungkap Indra kepada Rakyat Merdeka , kemarin.

Idealnya, kata dia, SMK memiliki laboratorium yang dilengkapi dengan alat/teknologi terbaru untuk memudahkan mereka melakukan workshop. Workshop sangat membantu mereka untuk bisa mempraktekkan keilmuannya agar bisa digunakan di dunia pekerjaan nantinya.

Baca juga : Mitsubishi Jual 146.805 Mobil

“Pemerintah jangan sampai lupa mengurusi demand industri yang saat ini ada dan masih belum terpenuhi. BPS mencatat, mayoritas dari total pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia merupakan lulusan SMK. Hal ini menandakan bahwa lulusan SMK tidak terserap dengan baik ke industri,” jelas Indra. Untuk itu, penyiapan sarana dan kelengkapan SMK penting dilakukan.  (JAR)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.