Dark/Light Mode

Dorong Koperasi Produk Petani, Kemenkop UKM Perluas Pasar Digital

Minggu, 22 November 2020 10:29 WIB
Dorong Koperasi Produk Petani, Kemenkop UKM Perluas Pasar Digital

 Sebelumnya 
Ke depan, Teten akan menjadikan ekosistem TaniHub sebagai bisnis model korporatisasi pertanian. Di dalamnya ada petani, koperasi, offtaker (TaniHub). Termasuk akses terhadap pembiayaan. MenkopUKM juga berkesempatan menyaksikan pengiriman perdana komoditas dari koperasi ke PPC TaniHub.

Yaitu, dari Koperasi Tani Maju Sejahtera (Kecamatan Ngantang, Malang) berupa komoditi bawang merah sebanyak 500 kilogram dan bawang putih 500 kilogram.

Sementara KUD Langgeng Mulyo (Kabupaten Kediri) berupa komoditi buah mangga sebanyak dua ton. Sementara itu, Presiden Direktur TaniHub Group Pamitra Wineka bercerita latar belakang pihaknya membangun PPC TaniHub.

Baca juga : Produk Halal Jadi Peluang Besar UMKM Dalam Pasar Digital Di Era Pandemi

"Bayangkan, setiap mengirim buah-buahan dari Malang ke Jakarta, selama 24 jam, hampir 40 persen produk dalam kondisi rusak saat tiba di Jakarta," jelasnya.

Sedangkan buah Lengkeng dari Thailand, dengan lama perjalanan sekitar seminggu, tingkat kerusakan produk hanya 5 persen Sehingga, kita bangun PPC TaniHub sebagai solusi untuk masalah tersebut. Di PPC, pihak TaniHub membantu petani dengan langkah mencuci, mensortir, pengemasan, dan lain-lain. "Kita siap mendukung petani dan koperasi, walau mereka tidak menjual komoditinya ke TaniHub," katanya.

Terkait kehadiran TaniHub Group, menurut Eka, lahir dari keprihatinan akan rendahnya pertumbuhan koperasi pertanian di Indonesia. Bahkan, kalangan lembaga keuangan menganggap sektor pertanian dengan label high risk atau berisiko tinggi.

Baca juga : Kereta Dan Pesawat Anjlok, Kemenhub Kejar Setoran PNBP

"Saya pelajari kenapa dianggap high risk, ternyata berkaitan dengan penjualan dan pemasaran. Oleh karena itu, kita bentuk yang namanya TaniHub yang menghubungkan dengan pasar. Untuk memperkuat itu, kita bentuk lagi yang namanya TaniSupply untuk mengurusi supply chain, dan TaniFund untuk urusan pembiayaan," jelas Eka.

Intinya, TaniHub Group sebagai salah satu startup agritech, konsisten membangun ekosistem petani, mulai dari pembiayaan, penanaman, hingga pemasaran yang disertai dengan pendampingan dan edukasi kepada petani melalui tiga entitas bisnisnya. Yaitu, TaniHub, TaniSupply, dan TaniFund.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Pertanian (Koperta) Langgeng Mulyo Hendro Puji Astoko mengatakan, koperasi akan berkembang dan besar bila banyak bermitra dengan pihak lain sebagai jejaring pasar.

Baca juga : Beri Pelatihan, Kemenhub Ciptakan Perajin Unggul Di Mandalika

Salah satunya, dengan TaniHub. "Model bisnis seperti ini sangat menguntungkan para petani, dimana tugas koperasi mencari pasar bagi komoditi hasil petani," ujarnya.

Kini, Koperta Langgeng Mulyo yang berdiri sejak 1999, memiliki sekitar 3.000 orang anggota yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak.

"Kita bergerak di bidang jasa keuangan, swalayan, serta memiliki lima perusahaan (CV) yang bergerak di sektor pertanian nanas, hingga peternakan ayam dan telur," jelas Hendro.Dengan kolaborasi bersama TaniHub, kendala-kendala tersebut bisa teratasi," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.