Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 membuat tenaga pendidik maupun peserta didik harus beradaptasi dalam menerapkan sistem pembelajaran secara online. Salah satu kendalanya adalah kuota internet.
Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat, Deswita Supriyatni mengaku, semasa pandemi, proses pembelajaran tidak optimal dalam penyampaian materi. Sebab, materi yang disampaikan identik dengan tatap muka dan praktik.
"Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media atau tatap muka secara virtual," ujarnya, Selasa (1/12).
Baca juga : Salurkan Bantuan Subsidi Upah, Kemendikbud Diapresiasi Guru
Menurutnya, salah satu hambatan dalam mengajar secara virtual, yakni ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet. Karenanya, adaptasi baru ini membuat para tenaga pendidik harus berjuang ekstra keras untuk bisa menyampaikan materi pembelajaran.
Untuk mendukung itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberikan Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik. Salah satunya, melalui Bantuan Kuota Data Internet kepada 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa, dan 29,6 juta siswa sekolah, sejumlah 100 GB yang dialokasikan 50 GB setiap bulannya.
Kuota internet ini bisa dimanfaatkan setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebanyak 35,5 juta pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia telah menerima manfaat ini sejak September 2020 lalu.
Baca juga : HUT Ke-63, Uhamka Berikan Penghargaan Ke Dosen dan Karyawan
Menurut data survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia (Oktober 2020), sebanyak 85,6 persen responden menilai bahwa program Bantuan Kuota Data Internet ini meringankan beban ekonomi orang tua pelajar atau mahasiswa dalam membeli paket internet.
Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur Arya Wiratman menilai, bantuan tersebut sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari. Sebelum ada bantuan kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas.
“Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi," akunya.
Baca juga : Pertamina Tambah Bantuan Untuk Pengungsi Gunung Merapi
Senada dengan Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung, Sri Murniz. Menurut dia, sebelum ada bantuan pihaknya harus pintar-pintar menyisihkan dana untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran.
"Bantuan pemerintah baik dalam bentuk pulsa maupun Bantuan Subsidi Upah (BSU) sangat membantu," ungkapnya. [IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya