Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Masyarakat Perlu Dibiasakan Gunakan BBM Ramah Lingkungan
Rabu, 9 Desember 2020 08:32 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan research octane number (RON) rendah menimbulkan banyak dampak buruk. Selain membuat kendaraan gampang rusak, menimbulkan polusi udara, memicu kanker, juga berpengaruh kepada ekosistem global.
"Tak hanya kendaraan, tetapi juga kepada pengaruh udara yang sangat berbahaya dan tentunya bagi dampak lingkungannya," ungkap Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, Selasa (8/12).
Karena itu, lanjut dia, masyarakat perlu dibiasakan menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan. Bila nanti sudah terbiasa memakai BBM dengan oktan yang lebih tinggi, konsumen bisa merasakan sendiri manfaat bahan bakar ramah lingkungan tersebut. "Karena penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan juga menguntungkan pemilik kendaraan," ungkap dia.
Baca juga : Melalui Akseleran, Pegadaian Salurkan Pinjaman UMKM hingga 300 Miliar
Upaya pemerintah melaksanakan komitmen Paris Agreement dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara harus segera dilaksanakan. Program Langit Biru perlu dioptimalkan.
Atas hal itu, Mamit mendorong segera merevisi aturan mengenai pendistribusian BBM jenis Premium, terutama di Jawa Madura Bali (Jamali). Sebab, aturan kewajiban pendistribusian Premium bertolak belakang dengan Paris Agreement.
"Tak ada jalan lain, harus segera merevisi aturan tersebut. Sehingga tak ada lagi kewajiban pendistribusian Premium dan ini bisa diawali di Jamali," ujar Mamit. "Program yang sekarang tengah berjalan sudah bagus, hanya saja pemerintah harus mengurangi konsumsi BBM RON rendah," tambahnya.
Baca juga : Milenial Lirik Perabot Ruang Kerja Ramah Lingkungan
Pengamat otomotif Anton Fiat menambahkan, penggunaan BBM RON rendah berdampak kepada kesehatan. "Tentu itu akan berdampak kepada lingkungan, terutama udara yang dihirup, akan mengganggu kesehatan masyarakat," ungkap Anton.
Jalan terbaik, kata Anton, dengan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat, untuk beralih kepada BBM RON tinggi yang lebih ramah lingkungan. Sebab, jika masih ada yang menggunakan BBM Ron rendah, akan timbul ketidakadilan sosiologis, yang dampaknya akan dirasakan jangka panjang. "Masyarakat yang menerima beban," kata dia.
BBM RON rendah, lanjutnya, memiliki dampak negatif paling dirasakan adalah buruknya kualitas udara, yang berdampak pula terhadap kesehatan masyarakat. Jika berlanjut, dampak buruk tersebut akan terakumulasi. BBM RON rendah juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. "Semua pihak harus berkontribusi, antara lain dengan meninggalkan BBM RON rendah," beber dia.
Baca juga : Memilih Produk Kecantikan yang Ramah Lingkungan
Terkait dengan berbagai kondisi itulah, lanjutnya, peningkatan kualitas BBM menjadi kebutuhan mendesak dan krusial. Penggunaan BBM dengan angka oktan tinggi akan memastikan lingkungan yang lebih sehat, termasuk udara yang lebih bersih. "Kalau udara sudah sehat, tentu manusianya juga menjadi lebih produktif," ucap dia.
Karena persoalan kualitas BBM merupakan tanggung jawab bersama, menurut dia, sangat penting komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya