Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

SWF Indonesia Beroperasi Akhir Januari

Ketiban Untung, Saham BUMN Karya Meroket

Senin, 18 Januari 2021 06:45 WIB
Ilustrasi pekerjaan BUMN Konstruksi yang sahamnya mulai melesat. (Foto:Istimewa)
Ilustrasi pekerjaan BUMN Konstruksi yang sahamnya mulai melesat. (Foto:Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jelang akhir pekan kemarin, harga saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya meroket.

Pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) akhir Januari ini, dinilai menjadi pemicu melambungnya harga saham-saham itu 

Managing Director Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Indonesia (FEB-UI), Toto Pranoto mengatakan, apa yang terjadi dengan saham-saham BUMN Karya menjadi sentimen baik bagi perkembangan proyek infrastruktur di Tanah Air. Khususnya di tahun ini, di mana SWF juga akan segera berjalan. 

“Artinya, investor percaya dan yakin proyek infrastruktur ini bisa terwujud cepat. Dan berharap pembangunan-pembangunan proyek yang tertunda bisa segera terealisasi,” kata Toto kepada Rakyat Merdeka

Artinya, lanjut Toto, SWF mampu meringankan beban proyek infrastruktur, seperti divestasi aset jalan tol yang selama ini beban keuangannya ditanggung BUMN Karya. 

Baca juga : Menteri Basuki Anggarkan Rp 12 Triliun Untuk Padat Karya Tunai

Walhasil, keberadaan SWF membuat saham emiten konstruksi BUMN, seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP, PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI sudah mulai dikoleksi masyarakat sejak dua bulan belakangan. 

Toto mencontohkan, Waskita Karya, yang berniat melakukan divestasi aset. Kelancaran divestasi aset lewat SWF nanti, akan menjadi kunci utama memperbaiki kondisi neraca keuangan perseroan yang tertekan. 

“Jika Waskita mampu menarik investor untuk mengambil alih beberapa proyek jalan tol yang telah selesai, likuiditasnya pun dipastikan kembali kuat,” imbuh Toto. 

Menurutnya, keberhasilan BUMN Karya menjadi ujung tombak pembangunan infrastruktur Indonesia. Terutama dalam mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. 

Selain itu, inovasi BUMN Karya juga diperlukan dalam percepatan pembangunan infrastruktur.“Kolaborasi antar BUMN Karya bersama investor asing juga diharapkan menjadi bagian inovasi tersebut,” katanya. 

Baca juga : Pengetatan Sosial Bikin Daya Beli Warga Lemah

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono mengatakan, SWF menjadi angin segar dan sumber pendanaan baru untuk proyek infrastruktur di Tanah Air. Pasalnya, jika hanya mengandalkan pembiayaan dari perbankan komersial, pelaku usaha konstruksi akan terbebani dengan tingkat suku bunga yang cukup tinggi.

Padahal, infrastruktur adalah proyek yang butuh pendanaan jangka panjang, dengan tingkat suku bunga yang lebih kompetitif. 

Destiawan menjelaskan, SWF akan menjadi sumber pembiayaan baru di bisnis konstruksi. Di beberapa negara di dunia, SWF yang ada sebagian dialokasikan untuk infrastruktur. 

Karena proyeknya padat modal, jangka panjang dan harusnya bunga lebih rendah dari komersial. “Sehingga tidak jadi beban investor maupun kontraktor,” ucap Destiawan dalam webinar akhir pekan kemarin. 

Dari sisi pendanaan, perusahaan dengan kode saham WSKT ini akan terbantu untuk melakukan divestasi 11 ruas tol yang tertunda akibat pandemi, ditambah tahun ini, ada enam ruas tol yang akan didivestasi. 

Baca juga : PII: Indonesia Akan Dibanjiri Kendaraan Listrik

“Kami berharap ke depan, bisa terbantu untuk financing. Selama ini, dana komersial cukup membebani kondisi keuangan kami,” ucapnya. 

Waskita merupakan salah satu investor infrastruktur konektivitas terbesar di Indonesia. Dengan kepemilikan 17 ruas jalan tol dengan total panjang mencapai 909 kilometer. 

Senada, Corporate Secretary (Corsec) Wijaya Karya, Mahendra Vijaya melihat, kehadiran SWF akan membuka peluang semakin banyaknya proyek infrastruktur yang bisa didanai lembaga tersebut. 

“Itu juga membuka peluang bagi WIKA untuk semakin banyak mengerjakan proyek infrastruktur di Tanah Air,” imbuh Mahendra lewat pesan singkat kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Buntutnya, Wijaya Karya makin optimis menghadapi 2021 dibanding tahun lalu. Pasalnya, emiten berkode saham WIKA ini menargetkan, meraup kontrak baru Rp 40 triliun. Salah satunya dari penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.