Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Senayan Soroti Kenaikan NPL
Mandiri Dan BNI Pede Kredit Macet Menciut
Sabtu, 6 Februari 2021 05:29 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Bank Mandiri dan BNI pede (percaya diri) rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPL) menurun tahun ini. Sebab, kondisi perekonomian 2021 diproyeksi lebih baik dari tahun lalu.
Chief Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede berpendapat, ancaman rasio gagal bayar sebenarnya masih bisa diminimalisir jika risiko kredit dikelola dengan baik. Karena itu dia memperkirakan, dalam kondisi seperti sekarang, NPL bakalan bergerak di kisaran 3,1-3,3 persen.
“Walau perbankan alami tekanan besar akibat Covid-19, tapi indikator perbankan masih menunjukkan kondisi aman, relatif aman,” kata Josua kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Air Mata Keluarga Korban SJ182 Tumpah Di Laut
Josua berharap, program vaksinasi berjalan sukses. Sehingga, bisa menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok) secara bertahap. Yang dampaknya, bisa menjadi pendorong ekonomi, sekaligus berdampak pada kualitas kredit.
Kemarin, dalam rapat kerja Komisi XI DPR bersama anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), tingginya NPL menjadi sorotan. Sejumlah anggota dewan meminta Bank Mandiri dan BNI sekuat tenaga menjaga rasio NPL.
Anggota Komisi XI DPR, Melchias Marcus Mekeng mewanti-wanti, meski restrukturisasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperpanjang hingga Maret 2022, namun bisa saja program itu mendadak dihentikan. Hal ini mengingat permintaan nasabah untuk direstrukturisasi menurun signifikan tahun ini.
Baca juga : Penjualan Properti Triniti Land Terdongkrak 125 Persen
“Jangan sampai kita semua kaget, tiba-tiba dua bank (Bank Mandiri dan BNI) ini NPL-nya melonjak saat restrukturisasi dihapus. Karena banyak juga industri, meskipun sudah diberikan restrukturisasi, tidak serta merta operasional jalan dengan baik akibat demand yang tidak naik,” warning-nya.
Atas dasar itu, pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini meminta, Bank Mandiri dan BNI terbuka soal debitor yang menunggak pembayaran kredit. Ia juga ingin tahu berapa persen kontribusi para debitor macet itu terhadap NPL perusahaan.
Menurut Melchias, debitor yang sudah menunggak tahunan membutuhkan tindakan khusus. Jangan diikutsertakan dalam program restrukturisasi.
Baca juga : Sekjen Poknas Soroti Penggunaan Anggaran Gowes Kemenpora
Menjawab ini, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, ada tiga debitor yang menjadi biang kerok naiknya NPL perseroan. Namun Darmawan belum mau menyebutkannya siapa saja debitor itu.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya