Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pencarian Dihentikan

Air Mata Keluarga Korban SJ182 Tumpah Di Laut

Sabtu, 23 Januari 2021 05:14 WIB
Keluarga korban menabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 dari geladak KRI Semarang-594 di Kepulauan Seribu, Jakarta, kemarin. (Foto : Istimewa).
Keluarga korban menabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 dari geladak KRI Semarang-594 di Kepulauan Seribu, Jakarta, kemarin. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Suasana penuh haru menyelimuti prosesi tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ182, kemarin. Air mata keluarga korban pun satu persatu tumpah di laut.

Acara ini digelar setelah Tim SAR resmi menghentikan pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya SJ182, Kamis (21/1).

Langit sendu, menyambut kapal KRI Semarang-594 di lokasi jatuhnya pesawat. Mendung. Angin yang berhembus ke geladak kapal juga terasa dingin, siang itu.

Baca juga : RS Polri Terima 325 Kantong Jenazah

Sekitar 50 orang perwakilan keluarga korban berangkat dari sekitar pukul 6 pagi. Dan, tiba di sana setelah menempuh sekitar 3 jam perjalanan.

“Di sebelah kanan lambung kapal adalah titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, yang ada bola warna merah," ucap petugas KRI Semarang dengan pengeras suara.

Sontak, sebagian yang duduk di tengah geladak, langsung berjalan ke pinggir lambung kanan kapal. Beberapa di antara mereka spontan histeris. "Ya Allah...," jerit salah seorang keluarga korban dengan berurai air mata.

Baca juga : Keluarga Korban Tabur Bunga Di Kepulauan Seribu

Ada juga yang terlihat masih menaruh asa. Tatapan mereka terlihat menyapu seluruh permukaan, di sekitar balon merah yang mengapung. Penanda titik koordinat jatuhnya pesawat. Sebagian lainnya hanya tercenung melihat riak-riak gelombang di perairan Pulau Seribu itu.

Yang tak mampu lagi berdiri, hanya duduk bersimpuh, lalu menengadahkan tangan dan merapalkan doa dengan sesunggukan. Isak tangis pecah, air mata tumpah di sela-sela masker.

Ada juga yang menggenggam erat kedua tangan, menahan wajah yang menunduk pilu. Beberapa petugas, tampak berupaya menenangkan. Termasuk Kepala Basarnas Marsdya (Purn), Bagus Puruhito yang ikut dalam rombongan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.