Dark/Light Mode

Garuda Indonesia Perkuat Bisnis Kargo Udara Di Masa Pandemi

Rabu, 10 Februari 2021 22:23 WIB
Bisnis kargo udara Garuda diperbesar. (foto:net)
Bisnis kargo udara Garuda diperbesar. (foto:net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN, Erick Thohir mendorong PT Garuda Indonesia Tbk  untuk memaksimalkan potensi bisnis penerbangan kargo udara.

Saat ini, Garuda telah melakukan pengiriman kargo ke berbagai rute, mulai Manado ke Jepang hingga rute Sumatera ke China

"Bisnis kargo udara  jadi salah satu kekuatan Garuda di masa pandemi Covid-19," ujar Erick dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Rabu (10/2).

Erick mengatakan, bisnis kargo udara cukup potensial saat situasi pandemi maupun pasca pandemi. Bisnis kargo udara berhasil meningkatkan kontribusi pendapatan Garuda saat ini sekitar 30 persen menjadi 40 persen.

Baca juga : Perpustakaan Perguruan Tinggi Harus Mampu Mengatrol Literasi Masyarakat

Saat ini, lanjut dia, Garuda telah melakukan pengiriman kargo ke berbagai rute, mulai dari Manado ke Jepang hingga rute Sumatera ke China. "Ke depan lumbung pangan ikan di Maluku, jadi base di kirim ke China, Australia, Jepang," kata Erick dikutip Antara.

Di samping itu, lanjut Erick, potensi penerbangan domestik setelah vaksinasi juga akan menjadi peluang penting. "Penumpang ini kekuatan domestik kita. Ini yang menjadi suatu strategi yang kita prioritaskan, penerbangan lokal menjadi kunci," katanya.

Erick menyebutkan, bahwa 90 persen penerbangan di Indonesia sebelum pandemi merupakan penerbangan domestik. Ia  juga menyoroti sistem penyewaan pesawat yang selama ini membebani Garuda Indonesia. Menurut dia, sistem penyewaan harus dikaji kembali.

" Di Industri penerbangan terjadi satu perubahan yang sangat signifikan terhadap 'leasing' pesawat. Banyak pesawat yang menganggur, kita sedang perbaiki supaya win-win, untung sama untung. Jangan terjadi 'grey area' untuk kolusi," katanya.

Baca juga : Sahroni Desak Usut Tuntas Kasus Tewasnya Tahanan Di Polres Balikpapan

Karena itu, Erick menginginkan kerja sama penyewaan pesawat harus dilakukan secara transparan sehingga dapat saling menguntungkan.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mendukung arahan Erick dalam optimalisasi pasar kargo dan penumpang domestik.

"Kami lagi diskusi dengan beberapa Pemerintah Daerah yang lainnya untuk membuka jalur-jalur lainnya dari pusat-pusat ekspor seperti Papua dan Ambon, Ambon sudah melakukan perjalanan sekali lewat Manado untuk ekspor ikan ke Narita," katanya.

Irfan menambahkan, perseroan juga melakukan renegosiasi armada, salah satunya melalui kebijakan early termination armada Bombardier CRJ - 1000.

Baca juga : Kapolri Buka Peluang Izinkan Kegiatan Olahraga Di Tengah Pandemi

"Selama  dioperasikan Bombardier CRJ – 1000, rata-rata kerugian lebih dari 30 juta dolar AS per tahun. Sedangkan sewa pesawat 27 juta per tahun untuk 12 pesawat. Apabila kita terminasi 1 Februari sampai akhir masa kontrak pada 2027, kita akan saving lebih dari 220 juta dolar AS. Ini  upaya untuk mengurangi kerugian untuk penggunaan pesawat ini di Garuda," paparnya.

Dari 18 armada Bombardier CRJ 1000 yang dioperasikan Garuda Indonesia saat ini, sebanyak 12 armada menggunakan skema operating lease dari lessor NAC (Nordic Aviation Capital) - perusahaan lessor pesawat yang berbasis di Denmark.

Sementara itu, enam armada lainnya menggunakan skema financial lease dengan penyedia financial lease EDC (Export Development Canada) dari Kanada memiliki kontrak 10 tahun dengan periode jatuh tempo hingga 2024. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.