Dark/Light Mode

Impor Beras Dan Garam

Lutfi Tampil Ksatria

Sabtu, 20 Maret 2021 06:35 WIB
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. (Foto: Kemendag)
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. (Foto: Kemendag)

 Sebelumnya 
“Pokoknya kami tidak pernah bilang bahwa kita ini lebih atau kurang stok. Kalau ada perbedaan tanya saya, jangan salahkan yang lain,” katanya.

Setelah itu, Lutfi bicara soal rencana impor garam 3 juta ton. Kuota ini lebih tinggi dari impor garam pada 2020 yang sebanyak 2,9 juta ton.

Soal ini, Lutfi menegaskan, garam yang diimpor adalah garam yang akan dipakai untuk industri. Menurut dia, garam hasil para petani garam di Tanah Air belum bisa menyamai kualitas garam industri.

Baca juga : Jawab Polemik Impor Beras, Mendag: Saya Tanggung Jawab

Lalu, Lutfi menjelaskan latar belakang impor garam ini berasal dari kebutuhan standar industri. Jika garam tidak sesuai standar akan menghancurkan harga atau produk itu sendiri.

Sebagai contoh, dalam sebungkus mie instan yang harganya Rp 2.500 ada ongkos garam sekitar Rp 2. Tetapi kalau garamnya tidak sesuai spesifikasi, harga Rp 2 itu bisa menghancurkan mie instan yang Rp 2.500 itu. “Inilah yang sekarang menjadi permasalahannya,” ungkapnya.

Ke depan, ia berharap pelaku industri harus bisa meningkatkan kualitas dari garamnya. Bukan hanya jumlahnya, tapi juga soal kualitasnya. “Ini yang mustinya industri nasional bisa lihat peluang untuk memperbaiki industri nasional,” cetusnya.

Baca juga : Impor Beras Jadi Sorotan, Pengamat: Tidak Perlu Dipermasalahkan

Bagaimana tanggapan Bulog? Sekretaris Perum Bulog, Awaluddin Iqbal mengatakan, kebijakan importasi beras merupakan ranah pemerintah. Pihaknya hanya operator yang melaksanakan penugasan dari pemerintah.

Dia memastikan, saat ini Bulog sedang fokus pada penyerapan beras dalam negeri. “Biarlah soal impor itu di pemerintah saja,” kata Awaluddin, kemarin.

Dirut PT Garam, Achmad Ardianto mengatakan, kalau melihat kebutuhan garam nasional saat ini, impor garam tak bisa dihindarkan. Menurutnya, kebutuhan garam secara nasional tahun ini mencapai 4,6 juta ton. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.