Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Impor Beras Dan Garam

Lutfi Tampil Ksatria

Sabtu, 20 Maret 2021 06:35 WIB
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. (Foto: Kemendag)
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. (Foto: Kemendag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi tidak sembunyi saat serangan soal rencana impor beras dan garam datang bertubi-tubi. Dia tampil ksatria, berani pasang badan, dan tak mau menyalahkan orang lain. Dia yakin, kebijakan ini diambil untuk kebaikan. Karena, impor perlu dilakukan untuk menjaga stok beras dan garam.

Wacana pemerintah mengimpor beras 1 juta ton dan garam 3 juta ton menuai kontroversi. Hampir setiap hari, Lutfi jadi sasaran kritik. Kritikan tak hanya menyasar Lutfi, tapi juga merembet ke Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sampai ke Presiden Jokowi.

Melihat situasi makin memanas, Lutfi buru-buru meggelar keterangan pers secara virtual, kemarin. Kepada wartawan, Lutfi menceritakan, soal stok beras dan garam dan alasan kenapa harus membuka keran impor.

Baca juga : Jawab Polemik Impor Beras, Mendag: Saya Tanggung Jawab

Ia memastikan, pemerintah tidak akan mengimpor beras bila stok petani dalam negeri mencukupi kebutuhan pangan nasional. Menurut dia, keran impor baru dibuka ketika cadangan di gudang Bulog menipis.

“Saya jamin tidak ada impor beras saat panen raya. Hari ini tidak ada beras impor yang menghancurkan petani, karena memang belum ada impor,” kata Lutfi.

Lutfi menjelaskan, sesuai aturan, Bulog harus memiliki pasokan 1-1,5 juta ton per tahun. Pengadaannya bisa berasal dari dalam negeri maupun impor. Sementara dari data terakhir yang dipegangnya, sisa stok beras di gudang Bulog tercatat 800 ribu ton.

Baca juga : Impor Beras Jadi Sorotan, Pengamat: Tidak Perlu Dipermasalahkan

Sebanyak 300 ribu ton di antaranya merupakan stok 2018 yang sudah mengalami penurunan kualitas mutu. Artinya stok Bulog mungkin tidak mencapai 500 ribu. “Ini stok paling rendah yang ada dalam sejarah Bulog,” kata Lutfi.

Di sisi lain, penyerapan Bulog masih rendah. Hingga Februari, pengadaan baru mencapai 85 ribu ton. Padahal mestinya Bulog sudah menyerap hasil panen petani mendekati 450-500 ribu ton. Menurut dia, kalau pengadaan Bulog pada musim panen ini berjalan baik, tak akan ada impor. Asal iron stock-nya tidak kurang dari 1 juta ton.

Melihat kondisi itu, Lutfi meminta, rapat koordinasi untuk membahas impor beras. Rapat ini melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hingga Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca juga : Emil Sikapnya Keras Ganjar Masih Halus

Ia menegaskan, tidak pernah ada perbedaan data antara Kemendag, Kementan, dan Bulog. Dalam rapat itu dijelaskan, Bulog mesti mempunyai cadangan 1,5 juta ton.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.