Dark/Light Mode

PT PPLi Gercep Urus Limbah, 'Bau Terasi' Hilang 2-3 Jam

Kamis, 6 Mei 2021 20:12 WIB
Salah satu spot pengolahan limbah cair di PT PPLi, Nambo, Cileungsi, Jawa Barat. (Foto: Boy Sakti Hapsoro/Rakyat Merdeka)
Salah satu spot pengolahan limbah cair di PT PPLi, Nambo, Cileungsi, Jawa Barat. (Foto: Boy Sakti Hapsoro/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bisnis mengolah limbah tentu bukan tanpa efek samping. Terkadang, menimbulkan bau tidak sedap ke udara dan mengganggu warga di sekitar pabrik pengelola limbah. Jika sudah begini, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PT PPLi) tidak tinggal diam. 

“Baunya seperti terasi, atau karet dibakar. Nah, kalau kita laporan, cepet hilang itu bau. Ya, dua sampai tiga jam lah setelah lapor,” ujar Ustaz Cecep Saiful Anwar, warga Desa Nambo, Cileungsi, Jawa Barat, kepada RM.id, di area industry PT PPLi, Rabu (5/5).

Pimpinan pondok pesantren Al-Muti’ah ini mengaku sejak kecil tinggal di Desa Nambo, dusun terdekat dengan PT PPLi, sebuah perusahaan pengolahan dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun (B3), dan limbah non-B3.

Baca juga : PLN Gercep Pulihkan Gardu Listrik Imbas Cuaca Ekstrim Di Jabar

Sekalipun berada di jarak aman dengan radius 300 meter antara perusahaan dengan pemukiman, terkadang aroma tidak sedap sampai juga ke masyarakat.

Jika sudah begini, biasanya perwakilan warga baik itu dari Rukun Tetangga (RT) mengontak perwakilan perusahaan. “Jarang sih, kalau bau. Seminggu sekali ada lah, tapi nggak masalah,” katanya.

Menurutnya, keberadaan perusahaan ini sangat membantu masyarakat, terutama dalam perekonomian. Beragam program tanggung jawab sosial alias CSR dikucurkan.

Baca juga : Perekonomian Terus Berkembang, BNI Mudahkan Transaksi Keuangan di Morotai

Mulai dari kesehatan, pendidikan, infrastruktur, sumber daya manusia, hingga pelatihan sekolah sepakbola. "Ada sekitar Rp 300 juta, ini saya coba ajuin buat beasiswa warga," bisiknya.

Manager Publik Relations PT PPLi, Arum Puspasari mengamini terkadang ada bau tidak sedap yang terbawa angin saat proses pengolahan limbah.

Nah, begitu ada komplain dari masyarakat, pihaknya langsung gerak cepat melakukan sejumlah antisipasi. "Kita blower, jadi bau tersebut terurai," ujar Arum, kepada RM.id.

Baca juga : Mudik Dilarang, Ini Momentum UMKM Manfaatkan Platform Digital

Menurutnya, komunikasi antara masyarakat dengan perusahaan berjalan sangat baik dan cepat. Selain memiliki wakil perusahaan yang siap dikontak kapan saja, perusahaan yang 95 persen kepemilikan DOWA, perusahaan asal Jepang ini juga menyerap banyak pekerja dari warga sekitar.

Pun, warga sekitar tidak perlu khawatir dengan tata limbah di perusahaan tempatnya bekerja. Semuanya berteknologi tinggi, juga ramah lingkungan.

Sebelumnya, RM.id bersama rombongan awak media diajak tur mengelilingi lebih dari 43 hektar lahan yang dikelola PT PPLi. Mulai dari proses unloading limbah B3 melalui truk pengangkut limbah, hingga menelusuri area pengolahan limbah hingga ditimbun di area eco-landfill. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.