Dark/Light Mode

Berdampak Buruk Pada Lingkungan

BPPT Warning Industri Baterai Kudu Terapkan Konsep Nol Emisi

Senin, 24 Mei 2021 18:09 WIB
Ilustrasi (Foto: Ist)
Ilustrasi (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengingatkan agar pelaku industri baterai kendaraan listrik juga dapat mementingkan pengolahan limbah baterai, agar tidak mencemari dan merusak alam.

"Saya perlu mengingatkan pengolahan limbah baterai. Karena dalam jangka panjang baterai akan menjadi limbah," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam sebuah diskusi yang dipantau di Jakarta, Senin (24/5).

Skema pengembangan industri baterai kendaraan listrik, lanjut dia, harus memiliki konsep zero emission atau nol emisi yang berujung pada pengolahan limbah yang baik.

Baca juga : Perjalanan 49 Tahun Burung Biru di Industri Transportasi Tanah Air

Konsep nol emisi ini mengharuskan pabrik-pabrik mencari cara tentang penerapan pembuangan polusi dan sampah seminimal mungkin.

Limbah baterai kendaraan listrik termasuk dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sebab, kandungan elektroit di dalam baterai dapat berdampak buruk terhadap lingkungan, termasuk kesehatan manusia.

"Saat kita selesai menggunakan baterai tersebut, kita perlu konsep zero emission berujung pada pengolahan limbah yang baik terkait dengan baterai ini," kata Hammam.

Baca juga : Nekat Pulang Dari India, WN Australia Bisa Dipenjara Dan Kena Denda Rp 736 Juta

Sejak 2018, saat isu mobil listrik ramai menjadi topik perbincangan pemerintah dan publik, BPPT mulai melakukan kajian daur ulang limbah baterai untuk mengambil bahan-bahan berharga yang masih bisa dipakai untuk dijadikan bahan baku pembuatan baterai.

Seperti diketahui, pada 26 Maret 2021 Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir telah resmi mengumumkan pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC). Yang merupakan perusahaan patungan dari empat perusahaan pelat merah yakni Inalum, Antam, Pertamina, dan PLN, dengan masing-masing kepemilikan saham sebesar 25 persen.

IBC menargetkan dapat membangun 30 Giga Watt hours (GWh) baterai hingga tahun 2030 mendatang. Kemudian bisnis ekspor juga diharapkan berkembangan melalui pembangunan pabrik baterai berkapasitas hingga 140.000 GWh.[EFI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.