Dark/Light Mode

Jepang Mantapkan Peringkat Utang Indonesia Jadi Positif

Perbaikan Outlook Jadi Bukti Suksesnya Kebijakan BI, Pemerintah, dan Pemangku Kebijakan

Jumat, 26 April 2019 19:37 WIB
Ilustrasi (Foto: Antara)
Ilustrasi (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd (JCR) memperbaiki Outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB (Investment Grade) pada hari ini, Jumat (26/4). 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, menyambut baik perbaikan outlook peringkat Indonesia ini. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah kebijakan yang ditempuh secara konsisten dan tersinergi oleh Bank Indonesia, pemerintah, dan berbagai pemangku kebijakan lain sudah tepat. Sehingga, meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia ke depan.

"Rating Indonesia mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang solid ditopang oleh konsumsi domestik, level defisit anggaran dan utang pemerintah yang terjaga, resiliensi terhadap gejolak eksternal yang didukung oleh kebijakan nilai tukar fleksibel dan akumulasi cadangan devisa," kata Perry dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/4).

Baca juga : Mantap, Peringkat Utang Indonesia Kokoh di Investment Grade

Selanjutnya, terdapat beberapa faktor yang mendukung perbaikan outlook dari Sovereign Credit Rating Indonesia. Pertama, Pemerintah Republik Indonesia dinilai berhasil merumuskan rencana pembangunan infrastruktur dalam skala besar, dan secara kuat diarahkan untuk mengatasi kebutuhan infrastruktur yang menjadi hambatan dalam pertumbuhan ekonomi. Rencana tersebut terus berjalan dengan perkembangan yang melebihi ekspektasi JCR, dan landasan ekonomi semakin diperkuat untuk mengakselerasi pertumbuhan dalam jangka menengah panjang.

Kedua, pemerintah Indonesia juga dinilai berhasil meningkatkan anggaran untuk infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia, serta membatasi defisit anggaran dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Ketiga, kemungkinan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui keberlanjutan inisiatif reformasi.

Selain itu, Bank Indonesia juga dinilai telah berhasil meningkatkan kemampuan respon kebijakannya. Bauran kebijakan yang terdiri dari peningkatan suku bunga kebijakan secara kumulatif sebesar 175 bps sejak Mei 2018 dan relaksasi kebijakan makroprudensial, telah memungkinkan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas eksternal.

Baca juga : Kebijakan Fiskal Pemerintah Dukung Pencapaian Target Pembangunan APBN 2019

JCR meyakini, pemerintah Indonesia akan menjaga disiplin fiskal dalam mendorong konsolidasi fiskal. Pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menjaga rasio defisit anggaran pada kisaran 1,5 persen dari Produk Domestik Brutto (PDB), dan menurunkan rasio utang pemerintah terhadap PDB dari 29,8 persen pada tahun 2018 menjadi 26-27 persen pada tahun 2022. 

Kondisi sektor perbankan dipercaya masih tetap sehat, dengan rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit bermasalah (NPL) di akhir 2018, masing-masing sebesar 23 dan 2,4 persen.

JCR sebelumnya meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB-/outlook positif, menjadi BBB/outlook stabil pada pada 8 Februari 2018. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.