Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekspornya Tembus Rp 734 M, Batik Indonesia Diminati Dunia

Kamis, 9 Mei 2019 04:59 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan Yanti Airlangga memperhatikan produk batik yang dipamerkan pada Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (8/5). (Foto: Ist)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan Yanti Airlangga memperhatikan produk batik yang dipamerkan pada Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (8/5). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian terus berkontribusi dalam upaya pelestarian batik nusantara serta mendorong pengembangan industri batik nasional lebih berdaya saing global. Langkah ini dilakukan agar batik semakin dikenal di seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air, bahkan dunia.  

Batik menjadi identitas bangsa yang semakin populer dan mendunia. Industri batik juga memiliki peran penting bagi perekonomian nasional serta menjadi penyumbang devisa negara, karena memiliki pasar ekspor yang besar seperti di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat pembukaan Pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), kemarin.  

Industri batik turut mendorong pertumbuhan gemilang di sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I-2019, yang mencatatkan posisi tertinggi dengan capaian 18,98 persen. Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen di periode yang sama.  

Baca juga : Industri Kreatif Digital Naik Daun

Selain itu, ekspor batik Nusantara tercatat senilai 52,44 juta dolar AS atau setara Rp 734 miliar pada 2018. Kemenperin menargetkan nilai ekspor batik nasional dapat meningkat hingga 6-8 persen pada tahun 2019.  

“Saat ini, batik telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan home decoration yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Airlangga.

Untuk itu, Kemenperin terus mendorong peningkatan produktivitas dan perluasan pasar bagi industri batik nasional.   Menurut Menperin, industri batik juga salah satu sektor yang banyak membuka lapangan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang terserap dari sektor hulu seperti weaving dan dyeing hingga sektor industri batik sebanyak 628 ribu orang. Sementara itu, pekerja di industri batik sendiri mencapai sepertiganya atau 212 ribu orang.    

Baca juga : Ekspornya Tembus 5,4 T, Industri Mainan Digenjot

Pada kesempatan ini, Menperin menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Batik Indonesia yang secara konsisten melestarikan batik melalui berbagai kegiatan yang digelar, salah satunya adalah penyelenggaraan GBN yang dilaksanakan pada 8-12 Mei 2019.

“Kami juga mengucapkan selamat dan sukses kepada 260 peserta yang berpartisipasi mengikuti pameran dan turut mengembangkan industri batik nasional, semoga kualitasnya terus meningkat dari tahun ke tahun,” tegasnya.  

Airlangga pun mengemukakan, untuk pertama kalinya, sejumlah delegasi yang hadir dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Selasa (7/5) memakai pakaian batik saat Indonesia menjadi pemimpin sidang. Terpilihnya pakaian batik sebagai dress code merupakan bentuk penghormatan dari sejumlah delegasi negara anggota Dewan Keamanan kepada Indonesia yang menjadi Presiden Dewan Keamanan PBB untuk bulan Mei.

Baca juga : Telkom Dukung Indonesia Pimpin Industri Halal Global

“Bahkan, Sekjen PBB ikut menggunakan batik. Ini merupakan diplomasi internasional yang dilakukan Indonesia melalui batik,” tandasnya.  

Dalam pembukaan GBN 2019 yang mengangkat tema Lestari Tak Berbatas tersebut, Menperin juga mendorong agar industri batik menjadi sektor yang ramah terhadap lingkungan. Industri batik mulai memperkenalkan bahan baku baru seperti dari serat rayon atau memanfaatkan biji kapas sehingga tentunya dengan material baru ini menghasilkan produk yang lebih menarik dan kompetitif.

”Selain itu, penggunaan zat warna alam pada produk batik juga merupakan solusi dalam mengurangi dampak pencemaran dan bahkan menjadikan batik sebagai eco-product yang bernilai ekonomi tinggi,” paparnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.