Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Ajib! Upah Petugas KPPS Pemilu 2024 Naik 2 Kali Lipat, Ini Info Pendaftarannya
- Lari Pagi Di CFD Jakarta, Ganjar Borong Kaos Kaki Dagangan Siti Di Senayan
- Thomas Doll Soroti Mental Skuad Macan Kemayoran
- Survei: 60,2 Persen Publik Percaya Jokowi Tetap Netral Di Pilpres 2024
- Terbang Ke China, Ginting Cs Siap Berburu Gelar BWF World Tour Finals 2023

RM.id Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 diprediksi hanya bisa mencapai 3 persen, imbas perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kenaikan kasus Covid-19.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, sejumlah sektor seperti transportasi, ritel, hingga industri manufaktur terdampak sangat dalam karena perpanjangan PPKM di awal kuartal III.
“Pelaku usaha sektor produksi tentu masih mendapatkan tekanan,” kata Faisal kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut dia, ada dua faktor yang bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi kuartal III. Faktor pertama adalah aktivitas ekonomi harus berjalan.
Baca juga : PKS Belum Mau Mikirin Kasus Gubernur Sumbar
“Pemerintah harus bisa memaksimalkan efektivitas dari PPKM. Jangan hanya memperpanjang masa pemberlakuan. PPKM juga harus bisa menekan kasus Covid-19 di Indonesia,” ujarnya.
Faktor penentu kedua, percepatan program vaksinasi. Faisal meminta pemerintah memprioritaskan vaksinasi di seluruh wilayah supaya ekonomi bergerak kembali.
“Di kuartal III, kami harapkan pandemi reda, sehingga resesi bisa dicabut. Atau setidaknya, ada beberapa hal yang direlaksasi maka akan terus bergerak pertumbuhan ekonominya,” pungkasnya.
Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan, bukan hanya persoalan pertumbuhan ekonomi per kuartal, pemerintah juga perlu fokus menjaga agar sektor industri sebagai pendorong utama ekonomi.
Baca juga : Penasaran Emas, Eko Tunda Pensiun
“Diharapkan industri dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Jadi, ini harus dipikirkan pemerintah juga,” kata Andry.
Menurutnya, untuk industri berorientasi ekspor di Indonesia, penting memastikan bahwa sektor tersebut mampu memenuhi permintaan dari negara tujuan ekspor dengan baik.
Jika industri di Indonesia gagal memenuhi kebutuhan mereka. Maka negara tersebut, akan mencari industri dari negara lain untuk menggantikan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Selain itu, hal lain yang juga perlu mendapat perhatian bagaimana sektor industri tidak memberikan dampak negatif akibat pandemi yang terjadi.
Baca juga : Alumni Pelayaran Kebangsaan Komit Majukan Indonesia
“Misalnya, soal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mendesak dilakukan karena dampak dari pandemi Covid-19,” tegas Andry.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya