Dark/Light Mode

Neraca Perdagangan Surplus, BI Happy

Jumat, 15 Oktober 2021 23:31 WIB
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Neraca perdagangan Indonesia mencatakan surplus per September 2021 mencapai 4,37 miliar dolar AS atau Rp 61,4 triliun. Bank Indonesia (BI) memandang, surplusnya neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia September 2021 mencapai 4,37 miliar dolar AS, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 4,75 miliar dolar AS atau Rp 66,8 triliun.

Direktur, Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur mengatakan, dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat nilai positif sejak Mei 2020.

Baca juga : Cabor Tarung Derajat PON Papua Sukses Digelar, Bamsoet Happy

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2021 secara keseluruhan mencatat surplus 25,07 miliar dolar AS atau Rp 352,5 triliun), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 13,35 miliar dolar AS atau Rp 187,7 triliun.

"Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi," jelasnya dalam siaran pers BI yang dikutip, Jumat (15/10).

Diketahui, surplus neraca perdagangan September 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi. Pada September 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 5,30 miliar dolar AS  atau Rp 74,5 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2021 sebesar 5,73 miliar dolar AS atau Rp 80,5 triliun.

Baca juga : Mendag: Neraca Perdagangan Kita Surplus

Ekspor nonmigas pada September 2021 tetap kuat yakni sebesar 19,67 miliar dolar AS atau Rp 276,6 triliun, meskipun menurun dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 20,36 miliar dolar AS atau Rp 286,3 triliun.

Selanjutnya, ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, serta produk manufaktur, seperti besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanis tercatat meningkat.

"Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global," imbuh Nur.

Baca juga : Kinerja Ekspor Tumbuh Positif, Neraca Perdagangan Surplus

Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. Adapun, defisit neraca perdagangan migas relatif stabil dari 0,98 miliar dolar AS atau Rp 13,7 triliun pada Agustus 2021 menjadi 0,93 miliar dolar AS atau Rp 13,07 triliun pada September 2021, dipengaruhi oleh kinerja ekspor dan impor migas yang solid. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.