Dark/Light Mode

Upaya Bertahan Di Masa Pandemi

Penting, Dukungan Akademisi Dalam Program Kartu Prakerja

Jumat, 22 Oktober 2021 20:03 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Humas Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Humas Ekon)

 Sebelumnya 
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Muhammad Rudy Salahuddin mengatakan, pelibatan dan dukungan ini sesuai amanat Regulasi Program Kartu Prakerja yaitu Permenko Perekonomian Nomor 11 tahun 2020.

Manajemen Pelaksana melibatkan ahli yang membidangi dalam melakukan asesmen terhadap pelatihan.

Untuk mengapresiasi dukungan dan keterlibatan akademisi dalam menjaga standar Kartu Prakerja, Menko Airlangga berdialog langsung dengan para rektor dan yang mewakili Perguruan Tinggi dan Yayasan yang terlibat dalam penyempurnaan standar pelatihan.

Dalam hal ini, Perguruan Tinggi dan Yayasan melakukan screening sebelum suatu pelatihan masuk ekosistem Kartu Prakerja. Serta  memonitor setelah pelatihan masuk dalam ekosistem.

Baca juga : Percepat Masa Tanam Hidroponik, PLN Dukung Program Container Farming

Proses screening dilakukan Tim Asesmen yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Airlangga, dan Yayasan Indonesia Mengajar.

Sedangkan monitoring dilakukan Tim Pemantau dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhamadiyah Malang dan Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia

“Tim Asesmen dan Tim Pemantau telah bekerja sejak Oktober 2020 untuk memastikan pelatihan di Program Kartu Prakerja telah memenuhi standar. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Karena Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada tahun 2022, saya meminta agar Perguruan Tinggi dan Yayasan terus membantu dan mendukung Program Kartu Prakerja,” kata Menko Airlangga.

Terhubung dengan KUR

Baca juga : Pasca Pandemi, Dow Perkuat dan Terapkan Program Ekonomi Hijau

Berkat kolaborasi ini, Program Kartu Prakerja mendapat rating pelatihan mencapai 4,9 dari skala 5. Sebanyak 95 persen peserta mengatakan, pelatihan sesuai minat mereka. Sementara 98 persen peserta mengaku pelatihan meningkatkan kompetensi, 93 persen peserta mengatakan pelatihan dapat diaplikasikan di tempat kerja/usaha, 79 persen peserta menggunakan sertifikat pelatihan untuk melamar kerja.

Sepertiga dari yang menganggur sebelum ikut Prakerja, kini sudah bekerja, baik sebagai karyawan maupun wirausahawan.

“Khusus untuk wirausaha, Program Kartu Prakerja sudah dihubungkan dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat. Sehingga, ini menjadi proses yang tersambung dari bagian prakerja, sampai bisa mendapatkan modal untuk menjadi entrepreneur,” ungkap Menko Airlangga.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Arif Kuncoro mengatakan, Program Kartu Prakerja melalui pelatihan yang diberikan kepada para penerima merupakan investasi.

Baca juga : Perubahan Iklim Hingga Digitalisasi Jadi Isu Dalam Pertemuan IMF-World Bank 2021

Berdasarkan data, para penerima menggunakan insentif untuk membeli peralatan produksi. Hal ini tidak hanya menjadi investasi bagi para penerima, tetapi juga mampu meningkatkan produktivitas.

Program Kartu Prakerja yang lebih banyak mengarah pada pelatihan digital marketing dan makanan/minuman, merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran yang match dan membantu stabilisasi inflasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.