Dark/Light Mode

Kinerjanya Terbukti Solid Di Tengah Pandemi

Laba BNI Meroket Capai Rp 7,7 Triliun

Selasa, 26 Oktober 2021 06:50 WIB
Gedung Bank BNI. (Foto: Dok. BNI)
Gedung Bank BNI. (Foto: Dok. BNI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada kuartal III- 2021, memuaskan. Perusahaan pelat merah ini mampu mencatat pertumbuhan laba bersih hingga 73,9 persen yoy (year on year) menjadi Rp 7,7 triliun.

Pertumbuhan laba itu ditopang oleh pertumbuhan Fee Based Income (FBI) 16,8 persen dan Net Interest Income (NII) 17,6 persen secara yoy.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan laba bersih BNI ini merupakan pembuktian perusahaan mampu bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Baca juga : Di Tengah Pandemi, Banyak Milenial Cari Rumah Tapak Minimalis

“Pencapaian yang positif dan solid, merupakan upaya disiplin manajemen dan seluruh insan BNI. Yang senantiasa bersinergi untuk mempercepat transformasi digital demi menghadapi dampak negatif dari pandemi Covid-19,” terang Royke dalam konferensi paparan kinerja kuartal III-2021 secara virtual, kemarin.

Artinya, sambung Royke, pencapaian tersebut merupakan hasil dari transformasi digital BNI. Salah satunya ditujukan untuk penguatan kapabilitas dalam transactional banking.

“BNI mencatat kinerja penghimpunan dana murah yang sangat sehat, salah satu faktor pendukung kredit yang solid,” ujar eks Direktur Utama Bank Mandiri ini.

Baca juga : Joss, Realisasi TKDN PLN Di Proyek Kelistrikan Capai Rp 35,32 Triliun

Dirincikannya, komposisi himpunan dana murah/Current Account Saving Account (CASA) mencapai 69,7 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini. CASA tumbuh 8 persen yoy, menjadi Rp 465,7 triliun. CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4 persen yoy menjadi Rp 668,55 triliun.

Pertumbuhan CASA tersebut berdampak pada penghematan beban bunga sebesar 10 basis point dari kuartal sebelumnya. Pendapatan Operasional sebelum Pencadangan (PPOP) tumbuh 21,0 persen yoy yang tercapai dengan adanya struktur pendanaan (funding) berbiaya murah yang kuat. Di mana berkontribusi dalam recovery Net Interest Margin (NIM) sebesar 50 basis poin (bps) yoy.

Pendapatan Bunga Bersih (NII) meningkat 17,6 persen yoy menjadi Rp 28,70 triliun. Pertumbuhan NII ini merupakan efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7 persen yoy menjadi Rp 570,64 triliun.

Baca juga : Kasus Wafat Terendah Di Tahun Ini, 19 Provinsi Laporkan Nol Kematian Harian

Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Non Bunga yang kuat sebesar 14,2 menjadi Rp 10,21 triliun. Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga ini bersumber dari peningkatan kinerja sumber FBI perseroan. Seperti pemeliharaan kartu debit dan rekening yang tumbuh 5,8 persen yoy menjadi Rp 1,92 triliun.

Kemudian pendapatan layanan ATM dan e-channel yang tumbuh 12,4 persen yoy menjadi Rp 1,14 triliun. Demikian juga FBI dari layanan trade finance yang meningkat 19,8 persen yoy menjadi Rp 1,08 triliun.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.