Dewan Pers

Dark/Light Mode

Kasus Corona Turun, KSSK Sebut Kondisi Keuangan Triwulan III Normal

Rabu, 27 Oktober 2021 17:10 WIB
Rapat KSSK. (Foto: ist)
Rapat KSSK. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seiring dengan penurunan kasus Covid-19, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyebut kondisi sistem keuangan pada triwulan III-2021 dalam kondisi normal.

Ketua KSSK yang juga Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, turunnya kasus Covid-19 di dalam negeri memberikan dukungan yang cukup baik bagi kondisi stabilitas keuangan. Hal tersebut terlihat dari sejumlah indikator ekonomi yang makin menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan.

"Salah satunya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur yang mulai masuk ke zona ekspansif serta indeks mobilitas penduduk, indeks belanja masyarakat, penjualan kendaraan bermotor, penjualan semen dan konsumsi listrik yang mulai tumbuh," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (27/10).

Sementara itu, laju inflasi terkendali di level 1,60 persen year on year (yoy). Dari sisi eksternal,

Berita Terkait : Prudential Indonesia Dorong Inklusi Keuangan yang Ideal

surplus neraca perdagangan terus berlanjut di bulan September 2021, mencapai 4,37 miliar atau secara akumulatif Januari–September telah mencapai 25,07 miliar dolar AS. 

Posisi cadangan devisa berada pada level 146,87 miliar dolar, atau setara dengan 8,9 bulan impor barang dan jasa. Perkembangan positif tersebut tidak terlepas dari upaya penguatan sinergi dan

koordinasi kebijakan antara Pemerintah, BI, OJK, dan LPS dalam rangka menjaga SSK serta akselerasi pemulihan ekonomi nasional. 

Menurut Sri Mulyani, penerapan PPKM yang didukung dengan strategi belanja negara yang responsif terbukti efektif dalam menurunkan kasus harian Covid-19, bahkan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. 

Berita Terkait : Penari Barong Bali Sebut Sandi Pemimpin Idaman Kaum Milenial

Sri Mulyani mengatakan, penurunan kasus harian Covid-19 sejak akhir Juli 2021 dan peningkatan aktivitas ekonomi berimplikasi positif terhadap realisasi pendapatan negara. 

Per September 2021, pendapatan negara mencapai Rp 1.354,8 triliun atau 77,7 persen dari target dan tumbuh sebesar 16,8 persen yoy. Pertumbuhan ditopang oleh meningkatnya penerimaan pajak 13,2 persen, kepabeanan dan cukai 29 persen dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 22,5 persen.

Meski dalam kondisi yang normal, Sri Mulyani menegaskan, KSSK akan terus mewaspadai risiko dari kondisi global seperti munculnya gelombang varian baru Covid-19, distribusi vaksin yang tidak merata hingga laju inflasi disejumlah negara.

"Global supply disruption yang lebih panjang, telah menimbulkan kenaikan harga seperti harga-harga energi, serta memicu terjadinya inflasi," katanya

Berita Terkait : Badan Kesehatan Dunia Puji Indonesia

Selain itu, KSSK bersama K/L terus mengoordinasikan sinergi kebijakan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi melalui penguatan dukungan bagi sektor usaha. [DWI]