Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Di Bawah Tangan Dingin Erick, Kinerja BUMN Meroket
Kamis, 21 Oktober 2021 11:43 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tercatat membaik di semester I-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu.
Hal ini terlihat dari kenaikan laba bersih korporasi pelat merah yang mencapai 356 persen sepanjang semester I-2021, atau sebesar Rp 26,35 triliun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 5,77 triliun.
Kinerja baik ini tentu menjadi salah satu bukti, program perusahaan pelat merah berhasil. Sekaligus juga diharapkan semakin membuat lapangan pekerjaan semakin banyak. Semakin untung semakin besar peluang melebarkan bisnis.
Ekonom yang juga pengajar Perbanas Institut, Piter Abdullah menilai, salah satu yang mendorong kinerja perusahaan BUMN makin baik didukung beberapa faktor.
Antara lain perbaikan harga komoditas, penanganan pandemi yang semakin baik, juga peningkatan di sektor kesehatan, telekomunikasi, yang berujung pada kenaikan kinerja. Misal, BUMN sektor tambang, kinerja makin baik didorong kenaikan harga komoditas.
Baca juga : Ekspor Diramal Bakal Meroket
"Perkiraan saya kenaikan laba BUMN lebih disumbang oleh BUMN bank pemerintah, pertamina, telkom, dan BUMN kesehatan," ujarnya.
Menurutnya, kenaikan kinerja selain karena faktor perbaikan pengelolaan, juga didorong sektor komoditas yang membaik di masa pandemi. Ia yakin, dengan perbaikan maka BUMN akan mempertahankan kinerja. Tak bisa juga dipungkiri, masih ada beberapa BUMN yang perlu diperbaiki.
"Termasuk juga indikator-indikator penyediaan lapangan kerja, dan sumbangsih terhadap kesejahteraan masyarakat. Mungkin yang paling bisa diapresiasi walaupun labanya tidak ada adalah progtram BBM satu harga Pertamina serta keberhasilan BUMN Karya membangun berbagai infrastuktur," ungkapnya.
Ia menambahkan, kenaikan laba bersih BUMN yang mencapai 356 persen sepanjang semester I-2021 ini tentu bisa dibaca ada perbaikan, namun juga jadi tantangan apakah akan terus mampu dipertahankan mengingat perbaikan kinerja lebih disokong perbaikan harga komoditas.
"Kenaikan itu bersifat adhoc karena kenaikan harga komoditas, karena adanya pandemi. Ketika harga komoditas turun, pandemi sudah usai, keuntungan BUMN bisa saja akan kembali turun," ucapnya.
Baca juga : Erick Thohir Ajak Join PNM Mekaar
Menurut dia, manfaat BUMN bagi masyarakat bukan dari keuntungan tetapi lebih dari perbaikan pelayanan. Bahkan, ketika BUMN merugi bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Contohnya, program BBM satu harga.
"Program ini program rugi bagi Pertamina, tapi sangat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kinerja BUMN membaik di semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tak hanya laba yang tumbuh positif, tapi juga total pendapatan BUMN sebesar Rp 96,5 triliun pada semester I-2021. Pendapatan itu bersumber dari berbagai sektor, mulai energi, keuangan, pertambangan, hingga logistik.
Secara rinci, BUMN di sektor energi menyumbang pendapatan sebesar Rp 60 triliun atau naik 13 persen pada semester I-2021 secara tahunan (yoy). Pendapatan dari BUMN jasa keuangan sebesar Rp 13,7 triliun atau naik 7 persen (yoy).
Sektor pertambangan membukukan pendapatan sebesar Rp 9,94 triliun atau meningkat 34 persen (yoy). Lalu, sektor kesehatan meraih pendapatan Rp 9,48 triliun atau naik 163 persen (yoy), sektor manufaktur sebesar Rp 7,97 triliun atau naik 55 persen (yoy).
Baca juga : PPLI Beri Beasiswa Anak Pekerja Berprestasi
Begitu juga sektor perkebunan dan kehutanan Rp 6,28 triliun atau naik 37 persen (yoy), sektor asuransi sebesar Rp 2,84 triliun atau naik 13 persen (yoy), sektor telekomunikasi Rp 2,62 triliun atau naik 4 persen (yoy), pupuk Rp 1,02 triliun atau naik dua persen (yoy).
Kemudian, sektor logistik Rp 643 miliar atau naik dua persen (yoy) dan kluster pengelolaan aset atau National Management Asset Company (Namco) Rp 507 miliar atau naik 12 persen (yoy).
Menteri Erick mengaku, jika adanya pembatasan sosial di paruh kedua 2021 bakal berdampak kepada kinerja keseluruhan BUMN sepanjang tahun ini.
Walau demikian, dia memastikan akan terus mendorong kinerja BUMN yang telah baik hingga semester I-2021. "BUMN akan berusaha mempertahankan kinerja positif ini sampai akhir tahun," tutupnya. [IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya