Dark/Light Mode

Royal Philips Ungkap Masa Depan Industri Kesehatan

Kamis, 10 Juni 2021 14:36 WIB
Royal Philips Ungkap Masa Depan Industri Kesehatan

RM.id  Rakyat Merdeka - Royal Philips pemimpin global di bidang teknologi kesehatan, baru-baru ini mengumumkan laporan Future Health Index 2021: ‘A Resilient Future: Healthcare leaders look beyond the crisis’ (Masa Depan yang Tangguh: Pemimpin industri kesehatan melihat ke depan melampaui krisis). 

Presiden Direktur Philips Indonesia, Pim Preesman dalam keterangannya mengatakan, Di tahun ke-6, laporan Future Health Index 2021 didasari penelitian eksklutif di 14 negara, termasuk kawasan Asia Pasifik (Australia, China, India, dan Singapura), yang mewakili survei global terbesar di industri kesehatan untuk menganalisis prioritas para pemimpin di industri layanan kesehatan di seluruh dunia, baik saat ini maupun di masa depan.

Baca juga : Soal Mobil Listrik, Astra Minta Kesiapan Pasarnya Juga Diperhatikan

“COVID-19 telah membuktikan bahwa pemberian layanan virtual dan perawatan jarak jauh itu memungkinkan, sehingga kami juga berharap ini menjadi fokus prioritas bagi Indonesia,” tutur Pim Preesman.

Menurutnya, Telehealth dapat sangat bermanfaat bagi populasi yang besar dan beragam seperti di Indonesia, terutama dalam meningkatkan akses perawatan untuk masyarakat di wilayah terpencil.

Baca juga : SEAQIL Dorong Peningkatkan Literasi Dengan Pendekatan Kerja Sama

Sementara Prof. Hananiel Prakasya Wijaya, CEO National Hospital Surabaya, Prof. Hananiel Prakasya Wijaya menyebutkan bahwa selama pandemi, masyarakat tidak lagi memprioritaskan pertemuan tatap muka tetapi beralih ke cara lain untuk memberikan atau menerima layanan kesehatan.

 “Kami telah mengadopsi teknologi telehealth sejak dini, dan dengan adanya pandemi ini penggunaan telekonsultasi dan layanan digital kami semakin berkembang secara eksponensial dan menjadi prioritas utama. Namun, kami telah belajar bahwa telehealth bukan pengganti layanan kesehatan dasar, tetapi merupakan pelengkap sehingga keduanya menjadi suatu sinergi.”

Baca juga : Dinominasikan Jadi Dewan BWF, Bambang Roedyanto Fokus Kesejahteraan Atlet

Prof. Wijaya memiliki pandangan yang juga mencerminkan hasil survei dari negara lain terhadap peran penting tenaga kesehatan, tetapi dari sisi kuantitas dan kualitas. Ia juga menyebutkan bahwa salah satu tantangan dalam mempercepat adopsi layanan kesehatan digital terletak pada masyarakatnya.

“Mengubah kebiasaan, pola pikir dan budaya dalam memberikan perawatan harus menjadi prioritas utama kami. Memiliki strategi inovatif dan selalu menanamkan perubahan adalah bagian dari budaya dalam bekerja di National Hospital, sehingga adopsi layanan kesehatan digital bisa diterapkan dengan lebih mudah. Teknologi bisa dibeli dan diadopsi, tetapi mengubah budaya harus berhasil dijalankan sebelum digitalisasi dapat dilaksanakan,” pungkasnya. [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.