Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Guru Besar Teknik Kimia Undip: Kemasan BPA Free Belum Tentu Aman Digunakan

Jumat, 10 Maret 2023 10:34 WIB
Logo BPA Free (Foto: Istimewa)
Logo BPA Free (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski dilabeli dengan tulisan BPA (Bisphenol) Free, ternyata kemasan pangan belum tentu aman juga digunakan. Sebab, kemasan itu juga kemungkinan mengandung zat-zat kimia berbahaya lainnya yang berpotensi mengganggu kesehatan.

Guru Besar Bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Andri Cahyo Kumoro mengatakan, kemasan yang diberi label BPA Free itu juga perlu diteliti lagi. Apakah mengandung bahan kimia lain yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan.

“Kalau memang kemasan itu BPA Free, itu berarti hanya aman dari kontaminasi BPA. Tapi, perlu dilihat dulu apakah kemasan BPA Free itu mengandung bahan lain yang berpotensi bahaya seperti antimon atau Sb atau bahkan cemaran logam berat jika kandungannya melebihi ambang batas keamanan,” ujar Andri.

Baca juga : Guru Besar UGM: UU Cipta Kerja Telah Torehkan Banyak Kesuksesan

Dia menyebutkan, setiap bahan kimia itu memiliki ambang batas yang berbeda-beda. Jadi, jangan berpikiran bahwa bahan kimia itu sama nilai ambang batasnya.

“Itulah sebabnya kenapa kemasan yang tidak mengandung BPA itu aman untuk digunakan. Karena, tidak mengandung BPA belum tentu juga tidak mengandung bahan berbahaya lainnya,” jelasnya.

Itulah sebabnya, menurut dia, penanganan bahan baku, produk, dan kemasan itu menjadi bagian penting juga dalam bisnis makanan dan minuman termasuk yang siap saji.

Baca juga : Penentuan Bahaya Tidaknya Zat Kimia Pada Kemasan Perlu Kajian Ilmiah

“Kalau mau aman ya bisa menggunakan bahan organik, degradable, dan aman seperti plastik berbasis pati, lipida, rumput laut atau campuran dan turunannya. Tapi itu kan mahal cost-nya, tidak efisien untuk industri,” terang dia.

Sebelumnya, Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, kemasan yang tidak mengandung BPA itu belum tentu aman-aman saja. Dia mencontohkan kemasan PET yang BPA Free tapi mengandung bahan kimia lain yang berbahaya.

"Dalam kemasan PET itu, meski BPA Free tapi ada kandungan antimon, asetaldehyde, etilen glikol, dan lain-lain yang juga berbahaya bagi kesehatan," katanya.

Baca juga : DPD Papdesi Kaltim Tegaskan Dukungan Pembangunan IKN

Hasil riset yang pernah dilakukan para peneliti dari Texas juga menemukan bahwa sebenarnya plastik yang tergolong BPA Free juga mengandung komponen berbahaya. National Institutes of Health (NIH), lembaga utama pemerintah Amerika Serikat yang menangani penelitian biomedis dan kesehatan, menyampaikan bahwa yang sering dipakai dalam industri plastik itu diketahui memiliki komponen aktif yang mirip dengan hormon estrogen. Disebutkan, zat kimia tersebut bisa larut dalam makanan dan diduga menyebabkan cacat pada janin, gangguan reproduksi, kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Menurut NIH, dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Texas, Amerika, para peneliti meneliti lebih dari 500 produk rumah tangga yang digolongkan bebas BPA (BPA Free) yang banyak dipasarkan seperti kemasan berbahan PE atau PP, PET, polistirena (PS), dan kemasan BPA Free lainnya. Hasilnya, 92 persen produk itu mengandung zat berbahaya yang bisa larut ketika produk plastik itu dicuci, dipanaskan dan terpapar matahari. 

Bukan hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa produk bebas BPA itu ternyata juga mengandung bahan kimia yang meniru hormon estrogen dalam kadar cukup tinggi. Bahan kimia berbahaya itu paling tinggi ditemukan dalam produk botol bayi yang mengandung Polyesthersulfone (PES) atau polyetheylene terephthalate glycol (PETG) yang kandungan BPA-nya sudah diganti.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.