Dark/Light Mode

Mendag Sebut Kinerja Ekspor Dan Impor Moncer

Kamis, 18 November 2021 07:01 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Foto: Ist)
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejalan dengan surplus neraca perdagangan. Kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Oktober 2021 juga menunjukkan tren positif. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memaparkan, ekspor Indonesia pada Oktober naik 6,89 persen atau 22,03 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya (MoM).

Kinerja ekspor Oktober juga mencetak rekor baru, dengan nilai bulanan tertinggi sepanjang sejarah. Bahkan melampaui angka Agustus 2021 lalu. Kenaikan ini didorong meningkatnya ekspor migas 9,92 persen dan nonmigas 6,75 persen.

Menurut Lutfi, pertumbuhan ekspor nonmigas Oktober 2021 disebabkan peningkatan ekspor dari seluruh sektor. Terutama pertambangan yang naik 20,11 persen MoM. Diikuti migas 9,91 persen, pertanian 2,70 persen, dan industri pengolahan 3,61 persen.

Beberapa produk utama Indonesia yang menyumbang peningkatan kinerja ekspor nonmigas Oktober, antara lain bahan bakar mineral/batubara sebesar 26,59 persen MoM. Lemak dan minyak hewani/nabati 19,12 persen, besi dan baja 11,35 persen, alas kaki 4,19 persen, serta berbagai produk kimia 2,99 persen.

Produk ekspor lain yang juga tumbuh signifikan dibanding bulan sebelumnya adalah ampas dan sisa industri makanan 42,07 persen, timah dan barang daripadanya 37,29 persen, dan barang dari besi dan baja 33,67 persen.

Baca juga : Makin Glowing, Kinerja Ekspor Indonesia Ke China

"Peningkatan kinerja ekspor produk tersebut didorong oleh komoditas super cycle yang membuat harga komoditas ekspor utama Indonesia mencapai level tinggi. Sementara itu, ekspor produk manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang ekspansif pada Oktober lalu sejalan dengan pelonggaran PPKM di sejumlah daerah. Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia menempati posisi tertinggi dengan nilai 57,2 poin dibanding dengan negara ASEAN lainnya," papar Lutfi dalam keterangannya, Rabu (17/11).

Pada Oktober 2021, lanjutnya, kontributor ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih berasal dari China dengan nilai 5,93 miliar dolar AS, naik 30,45 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini diikuti Amerika Serikat 2,34 miliar dolar AS (turun 0,04 persen), dan Jepang 1,41 miliar dolar AS (turun 8,19 persen).

Pertumbuhan ekspor nonmigas Oktober 2021 secara signifikan terjadi di beberapa negara. Di antaranya Mesir naik 97,14 persen, Arab Saudi 40,90 persen, Belgia 34,98 persen, China 30,45 persen, dan Perancis 29,52 persen.

Di bulan ini, pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar ke kawasan Afrika lainnya yang tumbuh 212,05 persen dibanding bulan sebelumnya adalah Afrika Utara 104,35 persen, dan Asia Barat 68,37 persen.

Secara kumulatif, kinerja ekspor Januari-Oktober 2021 tercatat 186,32 miliar dolar AS atau naik 41,80 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang naik menjadi 176,47 miliar dolar As atau 41,26 persen, diikuti ekspor migas yang naik menjadi 9,85 miliar dolar AS atau 52,23 persen. 

Baca juga : Munas Ke IV, Askalsi Perkuat Kerja Sama Dengan Pemerintah

Pada periode tersebut, menurut Mendag, beberapa produk utama Indonesia yang mengalami peningkatan ekspor. Produk tersebut antara lain bijih, terak, dan abu logam 136,01 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), timah dan barang daripadanya 104,57 persen, besi dan baja naik 98,39 persen, berbagai produk kimia 85,00 persen, bahan bakar mineral 81,55 persen, serta lemak dan minyak hewan/nabati 73,42 persen.

Bukan hanya ekspor, kinerja impor Oktober juga meningkat. Tercatat 16,29 miliar dolar AS. Nilai ini kembali meningkat 0,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan impor dipicu impor migas 1,68 persen dan nonmigas 0,19 persen.

Ditinjau dari kelompok penggunaan barang, Lutfi menyebut, struktur impor Indonesia masih didominasi bahan baku penolong 75,55 persen. Diikuti barang modal (14,69 persen), dan barang konsumsi (9,76 persen). Peningkatan impor didorong adanya permintaan industri dalam negeri yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja impor golongan bahan baku/penolong sebesar 1,77 persen dan barang modal 1,92 persen.

"Pelonggaran level PPKM di sejumlah daerah pada Oktober 2021 telah mendorong peningkatan aktivitas sektor manufaktur nasional menuju ke arah pemulihan ekonomi dan kembali menumbuhkan impor. Hal ini sejalan dengan indikator aktivitas manufaktur PMI Oktober 2021 yang kembali mencapai rekor tertinggi sejak April 2011," terangnya.

Menurut Lutfi, impor barang konsumsi justru mengalami penurunan 11,18 persen dibanding bulan sebelumnya. "Ini disebabkan penurunan permintaan produk farmasi sebesar 34,17 persen yang sejalan dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia dan permintaan buah-buahan sebesar 14,55 persen," ungkapnya.

Baca juga : Bentrokan Di Penjara Ekuador Tewaskan 68 Orang

Beberapa produk impor nonmigas yang mengalami kenaikan pada Oktober 2021 dibanding bulan sebelumnya, antara lain gula dan kembang gula 60,76 persen, aluminium dan barang daripadanya 22,61 persen, ampas/sisa industri makanan 22,23 persen, besi dan baja 18,36 persen, serta filamen buatan 15,35 persen.

Sedangkan dari segi negara mitra, pertumbuhan terbesar berasal dari Afrika Selatan yang naik signifikan 72,64 persen, Oman 44,82 persen, Swiss 36,17 persen, Argentina 28,96 persen, dan Prancis 19,15 persen.

Mendag Lutfi menambahkan, kinerja impor Indonesia pada periode Januari-Oktober 2021 mencapai 155,51 miliar dolar AS atau naik 35,86 persen secara tahunan. "Pertumbuhan tersebut ditopang lonjakan impor migas 63,61 persen dan kenaikan impor nonmigas 32,70 persen. Kenaikan impor periode ini menjadi sinyal positif peningkatan aktivitas industri dan perekonomian nasional," pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.