Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Diungkapkan Bahlil

Konglomerat RI L4: Lu Lagi...Lu Lagi...

Minggu, 19 Desember 2021 07:50 WIB
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia saat acara Penandatanganan Komitmen Kerja Sama dalam Program Kolaborasi PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN(Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), di Bali, Sabtu (18/12/21). (Foto: Humas BKPM)
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia saat acara Penandatanganan Komitmen Kerja Sama dalam Program Kolaborasi PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN(Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), di Bali, Sabtu (18/12/21). (Foto: Humas BKPM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia geleng-geleng kepala melihat daftar konglomerat di Tanah Air. Ada Corona ataupun tidak, para konglomerat RI tetap aja L4: lu lagi, lu lagi. Padahal presiden hingga kepala daerah, sudah berganti berkali-kali.

Sindiran itu disampaikan Bahlil di sela-sela acara Penandatanganan Komitmen Kerja Sama dalam Program Kolaborasi PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN(Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), di Bali, kemarin.

Dalam acara itu, Bahlil menyebut, selama ini ada ketidakmerataan akses kesempatan pelaku usaha, khususnya bagi pelaku UMKM. Hal inilah yang membuat, konglomerat di Indonesia hanya itu-itu saja.

Baca juga : Gugur Lagi... Gugur Lagi...

Padahal, saat mengalami krisis, kata Bahlil, UMKM menciptakan lapangan kerja sendiri. Sehingga, mampu berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan daya beli dan konsumsi dalam negeri. Begitu juga di kala pandemi Covid-19 ini. Lagi-lagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga, berkat peran dari pelaku UMKM yang terus tumbuh.

“Dari 131 juta lapangan pekerjaan yang ada, kontribusi terbesar adalah UMKM, sebanyak 120 juta,” ungkap eks Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu.

Bahlil lantas bercerita kondisi Indonesia kala dilanda krisis ekonomi pada tahun 1998. Saat itu, hampir semua pengusaha mencoba mempailitkan usahanya. Bahkan, melarikan diri dari kondisi perekonomian yang tidak sehat.

Baca juga : Disaksikan Jokowi, Bahlil Teken MoU Dengan Perusahaan AS Di Dubai

Di mana kala itu, ekonomi negara terjungkal dengan inflasi melonjak 88 persen dan defisit ekonomi yang melebar sampai 13 persen. “Mohon maaf, saat itu pengusaha besar, coba melarikan diri. Yang mencoba bertahan, UMKM, itu tahun 99,” sindirnya.

Ia melihat, pasca krisis, negara telah mengalami banyak perubahan, baik secara politik maupun ekonomi. Misalnya, dari segi politik, terjadi pergantian kepemimpinan mulai bupati, wali kota, anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), hingga jajaran menteri.

“Dari sisi ekonomi, konglomeratnya nggak ganti-ganti,” sentilnya.

Baca juga : Usai Ditersangkakan KPK, Bupati Kolaka Timur Langsung Ditahan

Agar daftar konglomerat tidak 4L, Bahlil meminta agar pengusaha lokal dilibatkan dalam setiap proyek yang ada di daerah. Ketika investasi masuk ke Indonesia, misal ke daerah, jangan selalu dikangkangi para konglomerat pusat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.