Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BOR Nasional Kini 23,85 Persen, Waspada Lonjakan Kasus 2-3 Minggu Lagi

Minggu, 6 Februari 2022 21:20 WIB
Tren keterpakaian tempat tidur isolasi Covid periode Mei 2021 - Februari 2022 (Foto: Kemenkes)
Tren keterpakaian tempat tidur isolasi Covid periode Mei 2021 - Februari 2022 (Foto: Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) nasional per Minggu (6/2) pukul 13.00 WIB, telah mencapai angka 23,35 persen dari total kapasitas 81.235. Dengan kata lain, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit kini berjumlah 18.966.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, meski angka kasus konfirmasi harian bertambah, namun jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit relatif lebih sedikit.

Pasien yang masuk ke rumah sakit juga cenderung bergejala ringan, atau tanpa gejala sama sekali.

Hal ini dibenarkan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi.

Baca juga : Madura United Vs Persipura: Awas, Waspada Kebangkitan Skuad Mutiara Hitam

"Penambahan angka konfirmasi harian memang cenderung tinggi. Namun, masyarakat tidak perlu terpaku pada jumlah tersebut. Jangan panik, karena sebagian besar gejala yang ditunjukkan oleh pasien adalah gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali. Lama masa perawatannya juga lebih sebentar, jika dibandingkan dengan kasus varian lainnya,” jelas Nadia.

Nadia menyebut, kemungkinan, Indonesia akan menghadapi kenaikan kasus yang tinggi dalam 2 hingga 3 minggu ke depan.

“Kami berharap, masyarakat dapat benar-benar waspada dan mengetahui kondisi ini dengan baik. Bahwa penularan dari varian Omicron ini lebih cepat dibanding variant of concern Covid-19 yang lain. Namun, kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini tergolong rendah," papar Nadia.

"Karena itu, rumah sakit sebaiknya digunakan oleh pasien yang benar-benar membutuhkan, yaitu mereka yang memiliki gejala sedang hingga kritis,” tambahnya.

Baca juga : KPK Kawal Komitmen Pemda Selamatkan Danau Singkarak

Kementerian Kesehatan kembali mengimbau masyarakat yang terpapar, namun tidak bergejala atau hanya gejala ringan, cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpadu  dengan memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia. Atau dapat melapor ke Puskesmas terdekat.

“Bagi masyarakat yang terpapar namun gejalanya ringan, seperti batuk, pilek, atau demam, saturasi oksigen masih di atas 95 persen, sebaiknya isoman di rumah atau isolasi terpadu saja. Apalagi, jika tidak ada komorbid berat atau bukan lansia," terang Nadia.

Jika masyarakat yang terpapar menjalankan imbauan ini, sesuai dengan aturan Kemenkes, Nadia yakin, angka keterisian rumah sakit bisa berkurang hingga 60-70 persen.

Masyarakat terus diimbau dan diingatkan  agar sadar akan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga : P2G Minta Anies Hentikan PTM 100 Persen, Jangan Tunggu Lonjakan Kasus

“Meskipun tingkat kesakitan pada varian Omicron lebih rendah, namun kita tetap harus waspada. Upaya yang perlu dilakukan saat ini adalah kembali menekan jumlah kasus, dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat  dan membatasi mobilitas masyarakat.

Cakupan vaksinasi dosis lengkap, terutama untuk lansia dan anak-anak, juga harus terus dikejar berbarengan dengan dosis vaksin booster untuk memperkuat imunitas kelompok. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.