Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Dua tahun berlalu, pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Yang terjadi justru harus bertarung kembali dengan varian baru Omicron. Perjuangan panjang dan melelahkan dialami seluruh bangsa. Di Tanah Air, segenap elemen masyarakat tetap berkomitmen bergandeng tangan untuk mengatasinya, termasuk memanfaatkan teknologi dalam membantu percepatan program vaksinasi.
Peran teknologi ini menjadi sangat besar ketika Indonesia hadapi tantangan besar melawan pandemi. Pengembangan vaksin yang umumnya membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun, dengan pemanfaatan teknologi canggih, vaksin bisa dikembangkan hanya dalam dua tahun. Tidak heran, jika Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan pencapaian target vaksinasi melebihi 318 juta suntikan.
Baca juga : Awal Pekan, Rupiah Cerah Sekali
“Indonesia pernah mengalami kondisi sangat mengerikan di satu titik. Kami harus memonitor seluruh dinamika perkembangan ini di dalam negeri,” ujar Deputi Bidang Intelijen Dalam Negeri Badan Intelijen Negara (BIN), Mayjen TNI Edmil Nurjamil, seperti keterangan yang diterima redaksi, Senin (7/2).
Dalam diskusi daring bertajuk ‘Percepatan Vaksinasi dan Peran Teknologi’ yang berlangsung Kamis (3/2), Edmil memaparkan, atas perintah Presiden Jokowi, BIN mengambil porsi untuk terlibat langsung menangani Covid-19. BIN melakukan percepatan vaksinasi untuk menuju kekebalan komunal bekerja sama dengan TNI/Polri, institusi pemerintah di 34 provinsi.
Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Loyo
Strategi yang dilakukan BIN sesuai arahan Kepala BIN Budi Gunawan adalah mendatangi langsung atau door to door ke setiap rumah warga. Hal ini dilakukan BIN untuk menyasar masyarakat atau daerah yang belum tersentuh sentra vaksinasi, termasuk anak-anak sekolah. Juga, melakukan vaksinasi di daerah permukiman kumuh, hingga ke daerah-daerah terpencil, terluar, dan sulit dijangkau.
“BIN menjalankan kebijakan bahwa hingga Desember 2022 diharapkan target 25 juta vaksinasi untuk semua golongan bisa tercapai. Bahkan, jika memadai, insya Allah bisa di atas 25 juta,” ungkap Edmil.
Baca juga : Inovasi Dan Kearifan Tembang Pucung
Wakil Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) Marcelino Pandin menerangkan, dalam kondisi sangat mendesak, Indonesia membutuhkan kesiapan organisasi semacam BIN yang punya kecepatan tinggi dalam mencapai daerah terpencil, selain TNI/Polri. Selain kesiapan organisasi, BIN juga memiliki disposisi yang sama terhadap vaksinasi mulai dari pimpinan puncak hingga ke daerah bahwa vaksin itu baik.
"BIN juga memiliki sumber daya yang mampu memobilisasi, birokrasi yang pendek dan efisien sehingga mampu menggelar operasi vaksinasi dengan cepat. Terakhir, memiliki jaringan komunikasi yang luas dan mengakar ke tokoh-tokoh nasional dan lokal sehingga bisa menembus sekat-sekat sosial masyarakat dan mengatasi resistensi,” ucap Marcelino.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya