Dark/Light Mode

BOR Nasional 24,77 Persen, Pasien OTG Atau Gejala Ringan Mohon Isoman/Isoter

Senin, 7 Februari 2022 18:18 WIB
IGD RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta (Foto: Tedy Kroen/RM)
IGD RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta (Foto: Tedy Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hingga Senin (7/2) pukul 17.00 WIB, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) nasional masih terjaga di angka 24,77 persen.

Ini artinya, pasien yang dirawat di rumah sakit masih sekitar 20.439 dari total 82.521 tempat perawatan intensif dan isolasi Covid-19 yang tersedia.

Pemerintah masih berusaha agar pasien yang dirawat hanya kasus sedang dan berat serta kritis. Pasien tanpa gejala atau bergejala ringan, diimbau menjalani isolasi mandiri dan isolasi terpusat.

Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebagian besar pasien yang saat ini dirawat di rumah sakit, merupakan kasus tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan.

Baca juga : BOR Nasional Kini 23,85 Persen, Waspada Lonjakan Kasus 2-3 Minggu Lagi

Melalui kebijakan terbaru, HK. 02.01/MENKES/18/2022, semua rumah sakit akan menangani pasien gejala sedang hingga yang memerlukan perawatan intensif.

Pasien bergejala ringan dialihkan ke isolasi mandiri atau terpusat.

"Harapannya, beban tenaga kesehatan dan rumah sakit dapat berkurang hingga 70 persen,” tegas dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid dalam keterangannya, Senin (7/2).

Nadia menambahkan, strategi mempercepat alih fungsi rumah sakit bagi pasien sedang dan berat ini merupakan langkah yang tepat, untuk mengurangi beban infrastruktur dan tenaga kesehatan.

Baca juga : Kenali 5 Derajat Gejala Covid-19, OTG Dan Gejala Ringan Isoman Di Rumah Saja

“Salah satu poin krusial dalam penanganan pandemi selain infrastruktur layanan kesehatan, juga soal tenaga kesehatan. Perlu untuk menjaga tenaga kesehatan, agar minim terpapar Covid-19. Sehingga, pelayanan bisa maksimal," jelas Nadia.

"Meningkatnya jumlah pasien tanpa gejala dan gejala ringan yang dirawat di rumah sakit, menambah peluang tenaga kesehatan kita terpapar dan kelelahan,” tambahnya.

Strategi ini juga dilakukan agar masyarakat yang terpapar Covid-19 dan memiliki gejala sedang hingga kritis, dan yang membutuhkan layanan intensif dari rumah sakit, termasuk terapi oksigen bisa ditangani optimal.

"Meskipun jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit masih terjaga, namun pemerintah terus mempersiapkan ketahanan layanan kesehatan di masa lonjakan kasus  Covid," ujar Nadia.

Baca juga : KSP: PTM 100 Persen Tetap Berjalan Dengan Pengawasan Ketat

Pemerintah kini telah mengaktifkan kembali layanan telemedisin, satgas ketersediaan oksigen, obat-obatan, dan mempersiapkan berbagai isolasi terpusat yang sebelumnya berhasil mengendalikan gelombang Covid-19 di periode Juli-Agustus 2021 lalu.

Selain menyiapkan kesiapan pelayanan kesehatan, pemerintah juga mengimbau masyarakat, agar turut mencegah penyebaran dengan memperketat protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi.

"Ini juga akan melindungi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan yang memiliki komorbid yang paling berisiko dirawat intensif saat terinfeksi virus Covid-19,” pungkas Nadia. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.