Dark/Light Mode

Kebakaran Pabrik Korek Api Gas Tewaskan 30 Pekerja, Menaker Turunkan Tim Pengawas Ketenagakerjaan

Jumat, 21 Juni 2019 21:08 WIB
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri (Foto: Antara)
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri memerintahkan Tim Pengawas Ketenagakerjaan untuk mengusut peristiwa kebakaran pabrik korek api gas (mancis) yang menewaskan 30 pekerja, di Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (21/6).

 "Pengawas ketenagakerjaan di daerah sudah di lapangan. Tim dari pusat segera menyusul. Insiden harus diusut serius," kata Hanif melalui siaran pers Kementerian Ketenagakerjaan, Jumat (21/6).

Baca juga : Pabrik Korek Api Gas di Langkat Terbakar, 28 Pekerja Wanita Tewas

Hanif mengatakan, pada tahap awal, tim pengawas beserta kepolisian fokus pada penanganan korban. Selanjutnya, tim akan melakukan pemeriksaan terkait aspek ketenagakerjaan.

"Apakah ada pelanggaran norma K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) terkait kebakaran dan penyelamatan pekerja, itu harus dicek. Intinya, kita tangani dengan serius para korbannya terlebih dulu. Kita juga pastikan, apakah mereka sudah masuk dalam BPJS ketenagakerjaan. Kalau sudah, mereka harus di-cover. Kalau belum terdaftar, harus segera ada solusi untuk menangani," jelas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Baca juga : MK Tegaskan Hanya Tunduk Pada Konstitusi

Terkait hal ini, Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3) Kementerian Tenaga Kerja Amarudin, mengatakan, berdasarkan laporan sementara dari Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Sumatera Utara, kebakaran yang terjadi di Binjai ini mengakibatkan 30 orang meninggal dunia dan korban selamat tiga orang.

Kejadian tersebut terjadi pada waktu makan siang. Diduga, kebakaran disebabkan oleh kegiatan pekerja yang sedang melakukan penyetelan api korek gas. Kemudian satu mancis terbakar, dan mengakibatkan kebakaran hebat. Menurut catatan, lokasi tempat kerja ini merupakan home industry berbentuk rumah yang memiliki sekitar 50 karyawan.

Baca juga : Frekuensi Penerbangan Turun 15 Persen Per Hari

"Yang sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan ada 27 orang. Selebihnya, kemungkinan buruh harian lepas (BHL)," jelas Amarudin.

Info sementara, para korban yang meninggal dunia bukan dikurung dalam pabrik. Tetapi, mereka terkurung karena pintu masuk rumah berada di belakang. Ledakan terjadi di bagian belakang, sehingga para pekerja yang semuanya perempuan tidak bisa keluar. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.