Dark/Light Mode

Migrasi TV Analog Ke Digital

Kominfo Dukung Siaran TV Komunitas Semakin Berkembang

Senin, 28 Maret 2022 18:49 WIB
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang saat menghadiri acara Analog Switch Off di Riau, Senin (28/3). (Foto: Istimewa)
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang saat menghadiri acara Analog Switch Off di Riau, Senin (28/3). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Migrasi televisi analog ke televisi digital atau Analog Switch Off (ASO) memberikan kemungkinan bertumbuhnya siaran televisi komunitas.

Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik, Philip Gobang. Menurutnya, inisiatif membangun televisi komunitas dilakukan untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat di perbatasan.

"Tentu saja itu menjadi perhatian pemerintah, dan kita tahu dengan migrasi ke TV digital itu memberi kemungkinan bertumbuhnya siaran televisi komunitas. Tadi saya mendengar juga di sini, sudah ada sebetulnya inisiatif untuk membangun televisi komunitas mengatasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat di perbatasan," ujarnya saat menghadiri acara Analog Switch Off di Riau, Senin (28/3).

Menurut Philip, pemerintah akan berupaya mengatasi kebutuhan di dunia penyiaran terutama bagi daerah-daerah perbatasan yang berdekatan dengan negara lain.

Baca juga : Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas SDM Olahraga Kendaraan Bermotor

"Saya juga mendengar bahwa di wilayah ini ada cukup banyak daerah yang dengan gampang menerima siaran televisi di negara tetangga, sedangkan televisi nasional kita tidak dapat. Saya kira itu tentu saja akan menjadi perhatian pemerintah, dan kebutuhan-kebutuhan itu akan diatasi dengan beberapa kebijakan dan program," jelasnya.

Dia mengungkapkan, tantangan global pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir menuntut masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi. Salah satu perubahan tersebut di mana masyarakat akan memasuki peradaban baru dunia penyiaran, bagaimana nonton televisi dengan cara dan model baru.

Oleh karena itu, Philip menegaskan, masyarakat dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang sedang terjadi agar mampu bekerja membangun daerah.

Salah satu yang menandai perubahan itu, adalah akan memasuki suatu peradaban baru menonton televisi dengan cara dan model baru.

Baca juga : Asosiasi Perusahaan Alsintan Dukung Kementan Prioritaskan Produk Anak Bangsa

"Ini adalah bagian dari perubahan itu. Di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Menteri Kominfo, Johnny G. Plate mendorong agar pada hari ini dan seterusnya dua tahun ke depan sekurang-kurangnya kita mulai memasuki perubahan-perubahan tersebut dengan menyiapkan infrastruktur  digital,” tuturnya.

Sejak dua tahun terakhir Kementerian Kominfo sedang membangun infrastruktur digital di lebih dari 12.500 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia terutama di wilayah 3T.

"Bersamaan dengan itu, sesuai dengan amanat UU Nomor 11 tahun 2020, kita juga bermigrasi ke siaran TV digital. Ini adalah tuntutan perubahan dan mau tidak mau kita mesti ikut di dalamnya," sambungnya.

Meski demikian, Philip mengakui, migrasi televisi analog ke televisi digital memberi dampak bagi masyarakat terutama di wilayah perbatasan.

Baca juga : KLHK: Transformasi Digital Dukung Pengelolaan Hutan Lestari Efisien

"Hari ini ada 112 wilayah siaran dan 341 Kabupaten/Kota yang mengalami dampak langsung dari migrasi TV analog ke digital. Itu berarti, dari total 225 wilayah layanan siaran di 514 kabupaten/kota, masih terdapat 113 wilayah dan 173 kabupaten kota yang belum tercakup analog switch off," terangnya.

Kementerian Kominfo, lanjut Philip, berupaya sedemikian rupa untuk memastikan wilayah-wilayah yang belum terjangkau ASO atau belum terdapat layanan siaran akan masuk dalam program yakni layanan Digitalisasi Broadcasting System (DBS).

Kominfo sudah memastikan dalam semester kedua 2023, akan segera meluncur satelit Satria Republik Indonesia I.

"Satelit ini diupayakan untuk menjangkau daerah yang tidak terjangkau siaran selama ini ataupun daerah atau wilayah yang secara fisik tidak dapat dibangun infrastruktur digital. Mudah-mudahan ini bisa menjawab tantangan-tantangan yang kita hadapi itu," tandas Philip. [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.