Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dikasih Gelar Datuk Di Riau

Jokowi Senang, Juga Malu

Minggu, 16 Desember 2018 06:37 WIB
Presiden Jokowi didampingi Ibu Iriana menerima gelar kehormatan adat sebagai Datuk Seri Setia Amanah Negara di Kota Pekanbaru, Sabtu (15/12). (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi didampingi Ibu Iriana menerima gelar kehormatan adat sebagai Datuk Seri Setia Amanah Negara di Kota Pekanbaru, Sabtu (15/12). (Foto: Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menerima gelar adat Datuk Seri Setia Amanah Negara dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Gelar itu diberikan, salah satunya lantaran Jokowi dianggap mampu mengatasi masalah asap yang jadi penyakit tahunan di Riau. Meski senang mendapat gelar ini, Jokowi menyatakan soal asap sempat membuatnya malu.

Jokowi menerima gelar itu di Gedung LAM Pekanbaru, Sabtu (15/12). Jokowi dan Ibu Negara Iriana yang mengenakan pakaian adat disambut tetua adat Melayu Riau saat tiba di sana, sekitar pukul 9 pagi. Pemberian gelar juga dihadiri para kepala daerah Kabupaten/Kota Riau dan masyarakat umum. Hadir juga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan.

Prosesi diawali pembacaan surat keputusan Lembaga Adat Melayu Riau Nomor 33/LAMRIAU/XII/2018 tentang Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau kepada Presiden Joko Widodo. SK itu dibacakan oleh Ketua Umum LAM Riau Datuk Sri Haji Al Azhar Memberikan ucapan terima kasih, sekalung budi, tanda terima kasih masyarakat Riau dengan memberikan gelar kepada Presiden Joko Widodo dengan gelar Datuk Seri Setia Negara, kata Datuk Al Azhar.

Baca juga : Debat Capres Di Jakarta Saja

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar menuturkan, dasar pemberian gelar adat ini karena kebijakan Presiden Jokowi yang memberikan manfaat positif kepada masyarakat adat Riau. Pertama, terkait penanganan kebakaran hutan yang sejak 2016 tak lagi terjadi. "Lebih kurang 17 tahun lamanya, Riau selalu didatangi asap. Lantas, tuan Presiden mengambil kebijakan tidak ada asap di Provinsi Riau. Alhamdulillah, sudah tiga tahun ini asap tidak ada lagi," kata Syahril Abubakar.

Kedua, terkait Blok Rokan yang telah kembali ke Indonesia setelah dikelola oleh Pertamina, bersama Perusahaan Daerah Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu, pemberian gelar ini juga terkait Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2018 tentang Tanah Objek Reforma Agraria. Selain itu, Inpres Nomor 8 tahun 2018 yang menyangkut penataan kembali tentang perkebunan Kelapa sawit juga memberikan dampak positif kepada masyarakat Riau. Kebijakan lain, CPP Blok yang selama 15 tahun terakhir dikelola Pertamina bersama perusahaan daerah, kini telah dikelola Pemda. Selain itu, masyarakat adat Riau mengapresiasi pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol di Riau.

Saat memberi sambutan, Jokowi mengatakan, gelar adat ini mengingatkannya saat mengucap sumpah ketika dilantik sebagai Presiden pada 2014. "Saat saya pertama membaca arti dari gelar adat ini, saya teringat pada saat saya dilantik sebagai Presiden. Bagian dari sumpah seorang Presiden Republik Indonesia adalah berbakti kepada nusa dan bangsa," kata Jokowi. Jokowi mengatakan, setiap Presiden Republik Indonesia diberi amanah menjaga Indonesia, untuk memenuhi cita-cita kemerdekaan Indonesia yang terkandung dalam UUD 1945. Di dalamnya, terkandung juga amanah untuk melestarikan budaya Indonesia. "Termasuk budaya adat Melayu Riau," imbuh eks Walikota Solo ini.

Baca juga : Diplomasi TNI Di Papua Tak Menyerang, Cuma Merespon Serangan

Jokowi mengingatkan, jangan sampai Indonesia maju secara teknologi, tapi mundur secara kebudayaan. Negara yang maju, harusnya memiliki tradisi dan kebudayaan bangsa yang maju pula. Saat memberi sambutan itu pula, Jokowi sempat menceritakan betapa malunya dia pada negara-negara tetangga, yang kebagian asap kebakaran hutan Riau. "Terus terang saya sampaikan, saya malu. Dalam KTT ASEAN, ini disinggung dua kali. Kita sebagai bangsa besar malu. Singapura menyampaikan. Malaysia menyampaikan. Kalau kita tidak bisa menyelesaikan, malu sebagai bangsa besar," bebernya.

Dia pun membocorkan strategi dalam menanggulangi masalah asap itu. Menurutnya, dia mengultimatum Panglima TNI, Kapolri, Pangdam, Kapolda, Danrem, Kapolres, hingga Dandim. Jokowi mengancam, jika masih ada masalah asap di Riau, maka yang bertanggung jawab akan dicopot. "Kalau tak bisa menyelesaikan, diganti," tegasnya.

Tak hanya soal asap, Jokowi juga cerita soal kembalinya pengelolaan Blok Rokan kepada PT Pertamina. Jokowi bilang, dia awalnya tak tahu bahwa ada Blok Rokan di Riau. Dia baru tahu dari masyarakat yang ditemuinya, ketika blusukan ke desa-desa di Riau. "Alhamdulillah, telah dimenangkan oleh Pertamina dan 100 persen Insya Allah akan dikelola oleh Pertamina," ucapnya disambut tepuk tangan.

Baca juga : Tokoh Lintas Agama RI Gelar Dialog Di Kopenhagen

Jokowi kembali mendapat tepuk tangan, saat menyatakan telah meminta kepada Pertamina agar pengelolaan Blok Rokan melibatkan daerah dengan porsi yang besar. Selain Blok Rokan, Jokowi juga mengatakan, pemerintah berhasil mengambil alih Blok Mahakam dan menguasai mayoritas saham PT Freeport sebanyak 51 persen, yang selama 40 tahun hanya dapat 9 persen.

Jokowi pun heran, dengan segala keberhasilan itu, dia malah dituding antek asing. "Saya tanya sekarang, antek asing yang mana? Saya memang diam kok. Saya 4 tahun ini diam. Sabar, sabar ya Allah. Ya saya tahu pekerjaan besar seperti itu pasti banyak yang tidak senang juga," ungkap Jokowi. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.