Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tolak Usul Malaysia

Menteri Nadiem Pengen Bahasa Indonesia Yang Jadi Bahasa Resmi ASEAN

Senin, 4 April 2022 20:50 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim. (Foto: Ist)
Mendikbudristek Nadiem Makarim. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menolak usulan Malaysia untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN.

Usulan itu sebelumnya disampaikan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob pada lawatannya ke Indonesia.

Baca juga : Kalah Dari Malaysia, Makanan Halal Indonesia Nangkring Di Peringkat 2 Dunia

"Saya sebagai Mendikbudristek tentu menolak usulan tersebut. Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Senin (4/4).

Eks CEO Gojek Indonesia itu menilai, bahasa Indonesia lebih layak menjadi bahasa resmi ASEAN. Sebab, bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling unggul.

Baca juga : Menteri Saudi Bilang, Indonesia Adalah Negara Penting, Ini Alasannya

Sejak dulu, bahasa Indonesia telah banyak dipelajari di berbagai negara di dunia. Termasuk, di beberapa perguruan tinggi terkemuka yang ada di Asia. Karena itu, bahasa Indonesia adalah bahasa yang patut diperhitungkan.

"Dengan semua keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional," tuturnya.

Baca juga : Orleans Masters, 3 Ganda Campuran Indonesia Melaju Babak 16 besar

Tak hanya itu, menurut Nadiem, Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara dan persebarannya telah mencakup 47 negara di seluruh dunia. Serta, Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) juga telah diselenggarakan oleh 428 lembaga.

"Sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN," tegas Nadiem.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.