Dark/Light Mode

Kominfo Sediakan PMB & PDN Dukung Kurikulum Belajar Madrasah

Jumat, 8 April 2022 23:26 WIB
Menkominfo Johnny G. Plate saat menghadiri Launching Platform Mandiri Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia, secara virtual dari Jakarta Pusat, Jumat (8/4). (Foto: Biro Humas Kementerian Kominfo)
Menkominfo Johnny G. Plate saat menghadiri Launching Platform Mandiri Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia, secara virtual dari Jakarta Pusat, Jumat (8/4). (Foto: Biro Humas Kementerian Kominfo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah berupaya mempercepat transformasi digital di berbagai sektor strategis, salah satunya di bidang pendidikan. Pemerintah menyediakan layanan untuk siswa di seluruh Indonesia dengan standar nasional yang sama.  

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyediakan aplikasi Platform Mandiri Belajar (PMB) dan penyimpanan Pusat Data Nasional (PDN).

Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan, PMB merupakan salah satu upaya konkret transformasi pendidikan berbasis digital. Langkah itu ditujukan untuk menunjang implementasi kurikulum mandiri pada madrasah di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.                

"Kominfo memberikan dukungan kapasitas storage government cloud, aplikasi dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan nantinya. Kami dari sisi informatika akan memberikan dukungan pendampingan, bimbingan teknis informasi dan teknologi yang diperlukan," katanya saat menghadiri Launching Platform Mandiri Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia, secara virtual dari Jakarta Pusat, Jumat (8/4).                

Menurut Johnny, saat ini pemerintah sedang melaksanakan akselerasi transformasi digital nasional yang fokus pada empat sektor strategis, yaitu infrastruktur digital, masyarakat digital, pemerintahan digital dan ekonomi digital.

Baca juga : Menpora Siap Dukung Pekan Olahraga Mahasiswa Di Padang

"Keempat inisiatif yang digagas bersama saat ini, merupakan salah satu upaya yang dapat mendorong terwujudnya tata kelola pendidikan menengah berbasis digital. Untuk melahirkan generasi bangsa yang berakhlakul karimah, serta memiliki kemampuan dan kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman," tuturnya.        

Menkominfo menegaskan, Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan. Talenta itu didorong untuk mengoptimalkan peluang kontribusi pekerjaan dengan keterampilan digital.                

"Oleh karena itu, para peserta didik perlu terus didorong untuk membekali diri dengan berbagai kecakapan yang semakin dibutuhkan di era yang terus bertransformasi secara digital," imbuhnya.                

Mengutip hasil studi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo tahun 2020, Johnny menyatakan kebutuhan kecakapan digital di masa depan berfokus pada tiga hal.                

"Yang dikenal sebagai The ABC yaitu Artificial Intelligent, Big Data dan Cloud Computing. Dengan perpaduan antara technical skill dan soft skill akan melahirkan kecakapan yang paling dibutuhkan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Soft skills yang dimaksud meliputi critical thinking, creativity, collaboration, serta communication (4C)," jelasnya.   

Baca juga : Kemajuan Pendidikan Perlu Diimbangi Penguatan Karakter Bangsa

Menurut Menkominfo, kombinasi dari kecakapan tersebut akan berperan besar dalam menyukseskan transformasi digital Indonesia.

"Sekaligus meningkatkan kompetensi, juga daya saing talenta digital Indonesia di level global," sambungnya.        

Mengutip laporan World Economic Forum (WEF), proyeksi 97 juta peluang pekerjaan yang muncul akibat pesatnya perkembangan teknologi digital. Terdapat 10 posisi pekerjaan yang akan mengalami peningkatan kebutuhan pada tahun 2025, di samping tentunya ada jutaan juga pekerjaan yang akan hilang akibat disrupsi teknologi digital.                 

Oleh karena itu, Menteri Johnny mengimbau agar lembaga pendidikan di Indonesia memberikan perhatian dalam meningkatkan kecakapan digital. Khususnya yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan lapangan pekerjaan digital yang mengalami peningkatan.                

Untuk diketahui, PMB merupakan aplikasi pembelajaran online terpadu berbasis cloud service. Pengembangan platform itu dimulai sejak tahun 2021 sebagai implementasi berbagi pakai berbasis cloud service sesuai amanat Perpres Nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Baca juga : Krisis Ekonomi Memburuk Menteri Sri Lanka Mundur Berjamaah

Ketika itu, PMB menyediakan dukungan penyediaan aplikasi umum untuk digitalisasi sektor pendidikan di 50 sekolah sebagai pilot project. Melalui platform itu, proses belajar dan mengajar, baik di tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi dapat berlangsung secara daring.                

Saat ini terdapat lebih dari 307 ribu sekolah dan lebih dari  83 ribu madrasah dan sekolah keagamaan lain memanfaatkan PMB tanpa perlu  membangun aplikasi masing-masing. Pada akhir tahun 2022, PMB akan diterapkan pada 1000 sekolah pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia.

Aplikasi versi kedua ini telah mengkonsolidasikan data dan aplikasi pendataan pendidikan keagamaan, yaitu Education Management Information System (EMIS). [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.