Dark/Light Mode

Ke Negara Konflik

TNI Bakal Kirim 4 Ribu Tentara

Kamis, 27 Juni 2019 08:04 WIB
Kepala Staff Umum (Kasum) TNI Letjen Joni Supriyanto. (Foto: Istimewa).
Kepala Staff Umum (Kasum) TNI Letjen Joni Supriyanto. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - TNI menargetkan peningkatan pengiriman jumlah tentara pasukan perdamaian dunia ke negara konflik perang tahun ini.

“Saat ini kita sudah kirim 2.850 personel Pasukan Perdamaian. Kita akan menuju 4.000 personel dari Indonesia ke delapan negara tahun ini,” ungkap Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Joni Supriyanto di acara Konferensi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Jakarta, kemarin.

Joni menuturkan, pasukan itu dikirim untuk membantu Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menjaga perdamaian. Pasukan TNI itu antara lain bakal dikirim ke Lebanon, Republik Afrika Tengah, Kongo, Unisfa Abiye, Sudan Selatan dan Minurso Sahara Barat.

Baca juga : Bawaslu Klaim Pilpres Tidak Ada Persoalan

Personel TNI yang sudah siap diberangkatkan antara lain dari satuan 503 Kostrad Jawa Timur dan 121 mainbody Medan. Joni mengungkapkan, pihaknya akan menambah komposisi personel perempuan yang akan dikirim dari semula hanya 4 persen, menjadi 7 persen.

“Keberadaan personel perempuan diharapkan mendapatkan simpati masyarakat serta lebih mudah berinteraksi saat terjadi konflik,” ujarnya.

Soal jadwal pemberangkatan pasukan, Joni menerangkan, pihaknya masih menunggu pendanaan dari PBB. “Kita masih menunggu pendanaan dari PBB. Karena, pasukan perdamaian ini uangnya dari PBB,” katanya.

Baca juga : Tutup Saluran Komunikasi yang Digunakan Jaringan Teroris

Joni mengaku tidak khawatir dengan potensi tentara perempuan yang rentan menjadi korban kekerasan fisik di kawasan konflik. Karena syarat untuk bisa masuk menjadi prajurit TNI, baik perempuan atau pun laki-laki, standarnya sama.

“Jika tentara perempuan yang akan dikirim jumlahnya 7 persen maka ada 93 persen tentara laki-laki. Yang laki-laki harus bisa melindungi perempuan,” ujarnya.

Saat ditanya soal persenjataan, Joni menerangkan, tidak ada masalah. Persenjataan TNI saat ini sudah sangat modern dan canggih. Senjata dimiliki TNI sudah memenuhi kriteria untuk melindungi masyarakat sipil yang menjadi korban peperangan.

Baca juga : Lebaran Kedua, Penumpang MRT Jakarta Capai 83 Ribu

Kepala Delegasi Regional untuk Indonesia dan Timor Leste Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Alexandre Faite menerangkan, pihaknya bekerja sama dengan Indonesia serta PBB dalam upaya penanganan perlindungan terhadap sipil korban perang.

“Pasukan perdamaian selalu dibarengi ICRC, seperti di Afganistan dan Kongo. Kita bisa berhubungan di lapangan,” katanya. Selain kerja sama ini, pihaknya sudah sering berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam upaya kemanusiaan. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.