Dark/Light Mode

Ada 4 Kasus Di Bali

Menkes: Varian Baru Omicron BA.4 Dan BA.5 Sudah Terlacak Di Indonesia

Jumat, 10 Juni 2022 15:00 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin, usai menghadiri Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Sujudi Kemenkes RI, Jakarta, Jumat (10/6). (Foto: Antara)
Menkes Budi Gunadi Sadikin, usai menghadiri Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Sujudi Kemenkes RI, Jakarta, Jumat (10/6). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengkonfirmasi kemunculan varian baru Omicron BA.4 dan BA.5, dalam empat kasus baru di Bali, yang terdeteksi pada Mei 2022.

Hasil genome sequencing terkait kasus baru tersebut, sudah diterima Kementerian Kesehatan pada Kamis (9/6) malam.

Turunan virus Covid yang dikategorikan WHO sebagai variants under monitoring (VuM) itu, diketahui menjadi biang kerok lonjakan kasus di Eropa, Amerika, dan Asia.

"Itu sudah ditemukan di Indonesia. Kemarin di Bali, ada empat orang kena," kata Menkes, usai menghadiri Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Sujudi Kemenkes RI, Jakarta, seperti dikutip ANTARA, Jumat (13/6).

Baca juga : Kemenko Perekonomian Ajak Mahasiswa Terlibat Dalam Presidensi G20 Indonesia

Varian BA.4 dan BA.5 memiliki karakteristik mampu menghindar jerat imunitas tubuh manusia yang dibentuk oleh vaksin. Selain itu, kedua varian ini juga bisa menyebar secara cepat.

Menkes menjelaskan, kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia dalam tiga pekan terakhir, disebabkan oleh varian baru.

"Bukan disebabkan liburan atau hari besar, tapi varian baru," katanya.

Namun, Menkes memastikan, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia sebesar 31 persen dalam tiga pekan terakhir, masih dalam situasi terkendali. Terutama, jika dilihat berdasarkan dua indikator panduan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Baca juga : Kasus Covid Di AS Naik Lagi, Subvarian Baru Omicron Diduga Jadi Biang Kerok

Dua indikator yang dimaksud adalah positivity rate atau proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites, dan transmisi komunitas.

"Di Indonesia, positivity rate masih di bawah 5 persen. Secara nasional, ada di angka 1,15 persen. Tertinggi di DKI Jakarta, 3 persenan," katanya.

Sementara indikator kedua, adalah transmisi komunitas atau angka penularan SARS-CoV-2 di masyarakat.

"Untuk indikator transmisi berdasarkan ketentuan WHO adalah 20 per 100.000 penduduk per pekan. Sekarang Indonesia sekitar 1 per 100.000 penduduk," katanya.

Baca juga : Raih Banyak Medali, Ini Harapan Sekjen PB Percasi Untuk Atlet Catur Indonesia

Saat ini, Kemenkes berupaya menekan kenaikan jumlah kasus di DKI, dengan mengintensifkan pelacakan kasus dan penegakan protokol kesehatan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.